Sumber Data : Dummy kreasi penulis
Teori Manajemen Kinerja Modern
- Menekankan multidimensional appraisal: bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas, perilaku, dan kontribusi organisasi.
- Prinsip fairness: proporsionalitas, outcome-based, transparansi.
- Model bobot 50% hasil kerja, 30% perilaku, 20% kontribusi organisasi → sesuai dengan teori balanced scorecard dan performance-based appraisal.
Teori ROI & Sensitivitas
- ROI harus dihitung dari outcome nyata (temuan tervalidasi, kepatuhan, efisiensi).
- Sensitivitas terhadap error rate → sesuai dengan teori risk-adjusted performance, di mana kualitas tinggi memberi buffer terhadap risiko.
Baris A (Kualitas Tinggi): Secara visual, batang Kualitas (300) jauh lebih tinggi daripada batang Kuantitas (30). Ini menegaskan bahwa A adalah spesialis kualitas yang mengutamakan kedalaman daripada volume.
Baris B (Throughput/Volume Tinggi): Batang Kuantitas (300) adalah yang tertinggi dalam kelompoknya, sementara batang Kualitas (120) berada di tingkat menengah. Ini menunjukkan fokus pada throughput yang besar.
Baris E (Risiko Kualitas): Batang Kuantitas (278) sangat tinggi (hampir menyamai B), tetapi batang Kualitas (86) berada di posisi terendah. Secara visual, ini adalah kesenjangan terbesar antara volume dan akurasi, menunjukkan perlunya perbaikan kualitas mendesak.
Perbandingan ini menegaskan bahwa:
Nilai Bestfit terletak pada Baris A (Kualitas >> Kuantitas).
Keseimbangan terletak pada Baris B (Kuantitas Tinggi, Kualitas Cukup).
Risiko Terbesar terletak pada Baris E (Kuantitas Tinggi, Kualitas Rendah).
A (Kualitas 300, ROI 3.0) → berada di pojok kanan atas, jelas mendominasi. Ini menegaskanbahwa kualitas tinggi membuat ROI jauh lebih tahan terhadap error.
B (120, ROI 1.2) → menengah, masih cukup kuat, tapi jauh di bawah A.
C (97, ROI 0.97) → baseline stabil, ROI mendekati 1.
D (87, ROI 0.87) dan E (86, ROI 0.86) → keduanya di bawah 1, menunjukkan ROI rendah dan rapuh terhadap error.
No comments:
Post a Comment