:::Catatannya The Echo:::

Saturday, February 15, 2025

TCM Model : Fit best

Tax Compliance Model (TCM) untuk Deteksi Penghindaran Pajak

Apa itu Model Kepatuhan Pajak (TCM)?
Tax Compliance Model (TCM) adalah model yang digunakan untuk menganalisis :

  • Mendeteksi penghindaran pajak, ketidakpatuhan, atau manipulasi pajak .
  • Membandingkan pajak yang dilaporkan, laba bersih, arus kas, dan rasio pajak terhadap industri .

📌 Indikator dalam Model Kepatuhan Pajak

1️⃣ Rasio Pajak terhadap Laba Bersih (Tarif Pajak Efektif - ETR)

ETR = Pajak yang Dibayar/Laba Bersih 

💡 Jika ETR terlalu rendah dibandingkan standar industri, bisa jadi ada indikasi penghindaran pajak.

2️⃣ Rasio Pajak terhadap Pendapatan

Rasio Pajak terhadap Pendapatan = Pajak yang Dibayar / Pendapatan

💡 Jika rasio ini sangat kecil, perusahaan mungkin melaporkan pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.

3️⃣ Rasio Arus Kas terhadap Pajak yang Dibayar

Rasio Pajak Kas = Pajak yang Dibayar / Arus Kas Operasi 

💡 Jika perusahaan memiliki arus kas tinggi tetapi pajak rendah, bisa jadi ada skema penghindaran pajak.


📊 Membuat Model Kepatuhan Pajak untuk Analisis Pajak

Saya akan:
Membuat data dummy perusahaan dengan laporan pajak .
Menghitung indikator hadirnya pajak (ETR, Tax to Revenue, Cash Tax Ratio).
Menentukan apakah ada indikasi penghindaran pajak.

🚀 Mari kita jalankan modelnya!

Hasil Analisis Tax Compliance Model (TCM) – Indikasi Penghindaran Pajak

Berdasarkan model TCM yang dibuat, ditemukan bahwa semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penghindaran pajak karena ETR (Effective Tax Rate) jauh di bawah standar normal (22%) .


📌 Ringkasan Temuan Model Kepatuhan Pajak

Perusahaan ETR (Seharusnya 22%) Rasio Pajak terhadap Pendapatan Rasio Pajak Kas Bendera Merah Pajak?
Alfa 1,25% dari 0,20% 5,00% dari Ya
Bahasa Inggris 1,50% 0,21% 2,50% Ya
Gamma 1,60% 0,20% 4,00% Ya
Delta 1,50% 0,23% 2,57% Ya
Epsilon 1,22% 0,15% 4,40% Ya

🔍 Indikasi Manipulasi Pajak

Semua perusahaan hanya membayar pajak 1.2% - 1.6% dari laba mereka, jauh dari tarif pajak normal 22%.
Tax to Revenue Ratio juga sangat kecil (0.15% - 0.23%), yang berarti pajak yang dimiliki hampir tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
Rasio Pajak Kas menunjukkan bahwa pajak yang dibayar hanya 2.5% - 5% dari arus kas operasi, yang sangat rendah untuk perusahaan dengan keuntungan tinggi.


🛠 Rekomendasi Audit & Investigasi Lanjutan

🔍 Audit Pajak Mendalam :

  • Bandingkan laba sebelum pajak dengan pajak yang membayar untuk melihat apakah ada pengurangan pajak berlebihan atau skema transfer pricing .
  • Periksa apakah ada penggunaan faktur pajak fiktif untuk menurunkan kewajiban pajak.

Akuntansi Forensik & Audit Digital :

  • Periksa transaksi dengan perusahaan afiliasi untuk melihat apakah ada transfer laba ke perusahaan dengan pajak lebih rendah.
  • Analisis laporan keuangan historis untuk melihat apakah pola pajak yang rendah ini sudah berlangsung lama.

🔍 Uji Kepatuhan Perpajakan :

  • Bandingkan perusahaan ETR dengan rata-rata industri untuk melihat apakah ada kejanggalan dalam pembayaran pajak.
  • Jika ditemukan selisih pajak yang besar , otoritas pajak bisa melakukan koreksi dan menagih pajak yang kurang dibayar.

🔥 Kesimpulan Akhir:
Semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penghindaran pajak yang kuat.
Perusahaan Alpha & Epsilon memiliki rasio pajak yang paling rendah.

Hasil






M Score Identifikasi Potensi Pajak






  1. Tren M-Score → Untuk melihat apakah perusahaan dengan skor tinggi memiliki pola khusus.
  2. Perbandingan Penjualan vs Piutang → Untuk melihat apakah peningkatan kepuasan tidak wajar.
  3. Pendapatan Bersih vs Arus Kas Operasi → Untuk melihat apakah laba meningkat tetapi arus kas stagnan.
  4. Potensi Pajak Terutang → Untuk memperjelas estimasi pajak yang kurang dibayar.

Interpretasi Grafik:

  1. Tren Beneish M-Skor

    • Semua perusahaan memiliki M-Score di atas -2.22 , yang berarti terindikasi manipulasi laporan keuangan .
    • Perusahaan ke-4 memiliki M-Score tertinggi (0.6757) , yang menunjukkan risiko penipuan tertinggi .
  2. Perbandingan Penjualan vs Piutang

    • Piutang meningkat signifikan dibandingkan Penjualan , terutama pada perusahaan ke-3, ke-4, dan ke-5.
    • Hal ini bisa menjadi indikasi pengakuan pendapatan yang agresif atau fiktif .
  3. Laba Bersih vs Arus Kas Operasional

    • Pendapatan Bersih jauh lebih tinggi dibandingkan Operasi Arus Kas , yang berarti ada kemungkinan manipulasi akrual .
    • Idealnya, arus kas operasi seharusnya berbanding lurus dengan laba bersih.
  4. Potensi Pajak Terutang

    • Perusahaan ke-4 memiliki potensi pajak tertinggi (132,000) , yang bisa menjadi fokus utama pemeriksaan pajak.

Kesimpulan dan Rekomendasi:

Semua perusahaan dalam dataset memiliki indikasi penipuan berdasarkan Beneish M-Score.
Peningkatan perolehan yang lebih besar dari penjualan mengindikasikan potensi pengakuan pendapatan fiktif.
Laba bersih yang lebih tinggi dari arus kas operasi menunjukkan kemungkinan manipulasi akrual.
Total potensi pajak yang bisa dikoreksi: Rp 451,000.

Rekomendasi:

  • Audit lebih lanjut terhadap perusahaan dengan M-Score tertingg

  • Hasil Perhitungan Beneish M-Score dan Deteksi Fraud**

Beneish M-Score dihitung berdasarkan 8 indikator utama. Jika **M-Score > -2.22**, maka perusahaan terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan.


| Indeks | M-Skor | Indikator Penipuan | Keterangan |

|-------|---------|----------------|----------------------------|

| 0 | -1.7203 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score mendekati batas -2.22 |

| 1 | -1.6135 | **✅ Terindikasi Penipuan** | Indikasi manipulasi cukup kuat |

| 2 | -0,8879 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score tinggi, kemungkinan besar ada penipuan |

| 3 | 0,1804 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score positif, indikasi penipuan sangat tinggi |

| 4 | 0,6757 | **✅ Terindikasi Penipuan** | Skor tertinggi, kemungkinan manipulasi besar |


Temuan: 

- Semua perusahaan dalam dataset memiliki M-Score lebih besar dari -2.22, sehingga semuanya terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan.  

- Perusahaan ke-4 (indeks 4) memiliki M-Score tertinggi (0.6757), yang menunjukkan kemungkinan belum sesuai terbesar.  

2. Akun Keuangan yang Berpotensi Bermasalah

Analisis lebih lanjut dilakukan pada akun-akun keuangan utama dari perusahaan yang terindikasi penipuan:

| Indeks | Penjualan | Piutang | Margin Kotor | Laba Bersih | Arus Kas Operasional | Potensi Pajak |

|-------|-----------------|---------------------|-------------|------------|---------------|--------------|

| 0 | 1.000.000 | 250.000 | 450.000 | 250.000 | 180.000 | 55.000 |

| 1 | 1.200.000 | 300.000 | 550.000 | 300.000 | 200.000 | 66.000 |

| 2 | 1.500.000 | 500.000 | 700.000 | 400.000 | 250.000 | 88.000 |

| 3 | 1.800.000 | 800.000 | 850.000 | 500.000 | 300.000 | 110.000 |

| 4 | 2.000.000 | 1.000.000 | 950.000 | 600.000 | 350.000 | 132.000 |


Temuan Utama:

1. Peningkatan Piutang (Piutang) yang Tidak Wajar  

   - Perusahaan dengan penjualan meningkat**, tetapi piutang naik drastis, bisa menunjukkan pengakuan pendapatan fiktif atau agresif.  

   - Misalnya, pada indeks 4, kredit naik hingga 50% dari penjualan (1 juta dari 2 juta).

2. Margin Kotor Tetap Tinggi  

   - Biasanya, saat penjualan meningkat, margin kotor bisa mengalami tekanan karena biaya produksi.  

   - Namun, dalam kasus ini, margin kotor tetap tinggi, yang bisa mengindikasikan perbedaan biaya produksi atau beban pokok penjualan.

3. Pendapatan Bersih yang Meningkat Tajam, tapi Arus Kas Relatif Lebih Rendah  

   - Jika laba bersih naik drastis tetapi arus kas operasi (cash flow ops) tidak naik sebanding, bisa jadi ada manipulasi akrual.  

   - Misalnya, pada indeks 4, laba bersih mencapai 600,000, tetapi arus kas operasi hanya 350,000.

3. Potensi Pajak yang Harus Dibayar

Jika laba yang dimanipulasi dikenakan pajak dengan tarif 22%, berikut potensi pajak yang harus dioperasikan:

| Indeks | Laba Bersih (Laba) | Potensi Pajak (22%) |

|-------|------------------|--------------------|

| 0 | 250.000 | 55.000 |

| 1 | 300.000 | 66.000 |

| 2 | 400.000 | 88.000 |

| 3 | 500.000 | 110.000 |

| 4 | 600.000 | 132.000 |


Total potensi pajak dari seluruh perusahaan: 451.000.  

Jika terbukti manipulasi, maka total pajak yang bisa dikoreksi oleh otoritas pajak mencapai 451 ribu.


4. Kesimpulan dan Rekomendasi

Temuan utama:  

✔ Semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penipuan berdasarkan Beneish M-Score.  

✔ Piutang meningkat signifikan → Bisa menunjukkan pengakuan pendapatan fiktif.  

✔ Laba naik tajam, tapi arus kas tidak sebanding → Indikasi manipulasi akrual.  

✔ Potensi pajak yang bisa dikoreksi: 451 ribu.

Rekomendasi:  

✅ Audit lebih lanjut untuk memastikan tidak ada manipulasi pendapatan atau akrual yang berlebihan.  

✅ Fokus pemeriksaan pada akun piutang dan arus kas operasi.  

✅ Otoritas pajak dapat melakukan investigasi terhadap perusahaan dengan M-Score tertinggi untuk estimasi pajak tambahan.  


 impor panda sebagai pd


def hitung_skor_m(df):

    """

    Menghitung Beneish M-Score dari DataFrame

    """

    DSRI = df['Piutang_Saat Ini'] / df['Penjualan_Saat Ini'] / (df['Piutang_Sebelumnya'] / df['Penjualan_Sebelumnya'])

    GMI = (df['Margin_Kotor_Sebelumnya'] / df['Margin_Kotor_Saat Ini'])

    AQI = ((1 - (df['Aset_Lancar'] - df['PPE_Lancar'] - df['Piutang_Lancar']) / df['Aset_Lancar'])) / \

          ((1 - (df['Aset_Sebelumnya'] - df['PPE_Sebelumnya'] - df['Piutang_Sebelumnya']) / df['Aset_Sebelumnya']))

    SGI = df['Penjualan_Saat Ini'] / df['Penjualan_Sebelumnya']

    DEPI = (df['Penyusutan_Sebelumnya'] / (df['PPE_Sebelumnya'] + 1e-6)) / (df['Penyusutan_Saat Ini'] / (df['PPE_Saat Ini'] + 1e-6))

    SGAI = (df['SGA_Saat Ini'] / df['Penjualan_Saat Ini']) / (df['SGA_Sebelumnya'] / df['Penjualan_Sebelumnya'])

    TATA = (df['Pendapatan_Bersih'] - df['Operasi_Arus_Kas']) / df['Aset_Lancar']

    LVGI = (df['Total_Kewajiban_Lancar'] / df['Total_Aset_Lancar']) / (df['Total_Kewajiban_Sebelumnya'] / df['Total_Aset_Sebelumnya'])


    df['M_Score'] = (-4,84 + (0,92 * DSRI) + (0,528 * GMI) + (0,404 * AQI) + 

                     (0,892 * SGI) + (0,115 * DEPI) - (0,172 * SGAI) + (4,679 * TATA) - (0,327 * LVGI))

    kembali df


def mendeteksi_penipuan(df):

    """

    Menentukan apakah ada indikasi manipulasi berdasarkan M-Score

    """

    df['Indikator_Penipuan'] = df['Skor_M'] > -2,22

    kembali df


def hitung_potensi_pajak(df, tarif_pajak=0,22):

    """

    Menghitung potensi pajak terutang akibat laba penipuan

    """

    df['Potensi_Pendapatan_Penipuan'] = df['Indikator_Penipuan'] * df['Pendapatan_Bersih']

    df['Potensi_Pajak'] = df['Potensi_Pendapatan_Penipuan'] * tarif_pajak

    kembali df


def menganalisis_akun_penipuan(df):

    """

    Analisis potensi penipuan dari masing-masing akun keuangan

    """

    akun_penipuan = df[df['Indikator_Penipuan']]

    analisis = akun_penipuan[['Penjualan_Lancar', 'Piutang_Lancar', 'Margin_Kotor_Lancar', 

                               'Pendapatan_Bersih', 'Arus_Kas_Operasi', 'Potensi_Pajak']]

    analisis pengembalian


# Contoh penggunaan dengan DataFrame dummy yang menunjukkan indikasi penipuan

datanya = {

    'Penjualan_Saat Ini': [1000000, 1200000, 1500000, 1800000, 2000000],

    'Penjualan_Sebelumnya': [900000, 1000000, 1200000, 1500000, 1800000],

    'Piutang_Lancar': [250000, 300000, 500000, 800000, 1000000], #Meningkat signifikan

    'Piutang_Sebelumnya': [140000, 150000, 170000, 190000, 220000],

    'Gross_Margin_Current': [450000, 550000, 700000, 850000, 950000], # Ditekan agar mempengaruhi GMI

    'Margin_Kotor_Sebelumnya': [450000, 500000, 600000, 750000, 900000],

    'Aset_Lancar': [5000000, 5500000, 6000000, 7000000, 8000000],

    'Aset_Sebelumnya': [4800000, 5000000, 5500000, 6000000, 7000000],

    'PPE_Saat Ini': [2000000, 2200000, 2500000, 3000000, 3500000],

    'PPE_Sebelumnya': [1800000, 2000000, 2200000, 2500000, 3000000],

    'Penyusutan_Saat Ini': [100000, 120000, 140000, 160000, 180000],

    'Penyusutan_Sebelumnya': [90000, 100000, 120000, 140000, 160000],

    'SGA_Saat Ini': [100000, 110000, 120000, 140000, 160000],

    'SGA_Sebelumnya': [90000, 100000, 110000, 120000, 140000],

    'Pendapatan_Bersih': [250000, 300000, 400000, 500000, 600000], #Laba meningkat signifikan

    'Operasi_Arus_Kas': [180000, 200000, 250000, 300000, 350000],

    'Total_Kewajiban_Lancar': [3000000, 3200000, 3500000, 4000000, 4500000],

    'Total_Kewajiban_Sebelumnya': [2800000, 3000000, 3200000, 3500000, 4000000],

    'Total_Aset_Lancar': [5000000, 5500000, 6000000, 7000000, 8000000],

    'Total_Aset_Sebelumnya': [4800000, 5000000, 5500000, 6000000, 7000000]

}

df = pd.DataFrame(data)

df = hitung_skor_m(df)

df = deteksi_penipuan(df)

df = hitung_potensi_pajak(df)

analisis_penipuan = analisis_akun_penipuan(df)

cetak(df[['M_Score', 'Indikator_Penipuan', 'Potensi_Pajak']])

cetak(analisis_penipuan)



Thursday, February 13, 2025

TCRS-

Data dummy selama 5 tahun berturut-turut dengan perhitungan Tax Compliance Risk Score (TCRS). Saya akan membuatnya berdasarkan faktor-faktor berikut:

  • ETR (Effective Tax Rate) = Pajak Dibayar / Laba Sebelum Pajak
  • DR (Debt Ratio) = Total Liabilitas / Total Aset
  • VAR (Variabilitas Pendapatan) = Standar deviasi pendapatan dari tahun ke tahun
  • DSI (Days Sales in Inventory) = (Persediaan / HPP) × 365

Saya akan menggunakan bobot W1 = 0.4, W2 = 0.3, W3 = 0.2, W4 = 0.1 untuk menghitung TCRS.

data dummy selama 5 tahun berturut-turut dengan perhitungan Tax Compliance Risk Score (TCRS):


TahunPenjualan (Rp)Laba Bersih (Rp)Pajak Dibayar (Rp)Total Aset (Rp)Total Liabilitas (Rp)ETRDRVARDSITCRS
2020500,000,000100,000,00022,000,0001,000,000,000400,000,0000.220.400.074243.324.56
2021550,000,000120,000,00026,400,0001,050,000,000420,000,0000.220.400.074243.324.56
2022600,000,000110,000,00024,200,0001,100,000,000430,000,0000.220.390.074212.921.51
2023580,000,000130,000,00028,600,0001,150,000,000450,000,0000.220.390.074241.224.34
2024620,000,000125,000,00027,500,0001,200,000,000470,000,0000.220.390.074220.822.29

Interpretasi

  • TCRS tertinggi terjadi di tahun 2020 dan 2021 (24.56), menunjukkan risiko kepatuhan yang lebih tinggi.
  • TCRS terendah di tahun 2022 (21.51), menunjukkan kepatuhan lebih baik.
  • DSI turun di 2022, yang mungkin berarti manajemen persediaan lebih efisien.
  • Debt Ratio (DR) sedikit menurun, menunjukkan perusahaan mengurangi ketergantungan pada utang.

Tren TCRS dari Tahun ke Tahun

Berikut adalah perubahan nilai TCRS dari tahun ke tahun:

TahunTCRS
202024.56
202124.56
202221.51
202324.34
202422.30

TCRS tertinggi terjadi di 2020 & 2021 (24.56), sementara terendah di 2022 (21.51).
TCRS mengalami kenaikan kembali di 2023 (24.34), lalu turun di 2024 (22.30).

Interpretasi: Tahun 2022 menunjukkan kepatuhan pajak lebih baik, sementara tahun 2020, 2021, dan 2023 memiliki risiko kepatuhan lebih tinggi.

Kesimpulan dan Insight Penting

Faktor20202021202220232024Analisis
TCRS24.5624.5621.5124.3422.30Risiko tinggi di 2020, 2021, & 2023. Paling rendah di 2022.
ETR0.220.220.220.220.22Stabil, tidak ada indikasi penghindaran pajak.
DR0.400.400.390.390.39Utang lebih tinggi di 2020 & 2021.
VAR0.0740.0740.0740.0740.074Pendapatan stabil, tidak ada fluktuasi besar.
DSI243.3243.3212.9241.2220.8DSI lebih rendah di 2022, meningkatkan kepatuhan pajak.


M-Score : Professor Messod Beneish : Mendeteksi kemungkinan manipulasi laporan keuangan

Contoh Laporan Keuangan Usaha "Apa Saja"

Laporan Laba Rugi

KeteranganApa (Rp)Saja (Rp)
Penjualan500,000,000700,000,000
Harga Pokok Penjualan (HPP)300,000,000400,000,000
Laba Kotor200,000,000300,000,000
Beban Operasional50,000,00070,000,000
Laba Operasional150,000,000230,000,000
Pajak (10%)15,000,00023,000,000
Laba Bersih135,000,000207,000,000

Laporan Neraca

KeteranganApa (Rp)Saja (Rp))
Aset Lancar200,000,000300,000,000
Aset Tetap500,000,000700,000,000
Total Aset700,000,0001,000,000,000
Liabilitas200,000,000300,000,000
Ekuitas500,000,000700,000,000
Total Liabilitas dan Ekuitas700,000,0001,000,000,000

Perhitungan Fraud dengan Model Beneish M-Score

Model Beneish M-Score digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya manipulasi laporan keuangan. Berikut adalah rumus dan contoh perhitungannya:

Rumus Beneish M-Score

MScore=4.84+(0.92×DSRI)+(0.528×GMI)+(0.404×AQI)+(0.892×SGI)+(0.115×DEPI)+(0.172×SGAI)+(4.679×TATA)+(0.327×LVGI)

Indikator dan Perhitungan

  1. Days Sales in Receivable Index (DSRI):

    DSRI=Account Receivablest/SalestAccount Receivablest1/Salest1
  2. Gross Margin Index (GMI):

    GMI=(Salest1COGSt1)/Salest1(SalestCOGSt)/Salest
  3. Asset Quality Index (AQI):

    AQI=1(Current Assetst+Net Fixed Assetst)/Total Assetst1(Current Assetst1+Net Fixed Assetst1)/Total Assetst1
  4. Sales Growth Index (SGI):

    SGI=SalestSalest1
  5. Depreciation Index (DEPI):

    DEPI=Depreciation Expenset1/(Depreciation Expenset1+Net PPEt1)Depreciation Expenset/(Depreciation Expenset+Net PPEt)
  6. Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):

    SGAI = \frac{\text{SG&A Expenses}_t / \text{Sales}_t}{\text{SG&A Expenses}_{t-1} / \text{Sales}_{t-1}}
  7. Leverage Index (LVGI):

    LVGI=(Long Term Debtt+Current Liabilitiest)/Total Assetst(Long Term Debtt1+Current Liabilitiest1)/Total Assetst1
  8. Total Accruals to Total Assets (TATA):

    TATA=(Working CapitaltWorking Capitalt1)(CashtCasht1)+(Income Tax PayabletIncome Tax Payablet1)+(Current Maturities of Long Term DebttCurrent Maturities of Long Term Debtt1)Depreciation ExpensetTotal Assetst

Contoh Perhitungan

Misalkan kita memiliki data berikut:

  • Account Receivables: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • Sales: Rp 1,200,000,000 (tahun ini), Rp 1,000,000,000 (tahun lalu)
  • COGS: Rp 800,000,000 (tahun ini), Rp 700,000,000 (tahun lalu)
  • Current Assets: Rp 300,000,000 (tahun ini), Rp 250,000,000 (tahun lalu)
  • Net Fixed Assets: Rp 500,000,000 (tahun ini), Rp 450,000,000 (tahun lalu)
  • Total Assets: Rp 1,000,000,000 (tahun ini), Rp 900,000,000 (tahun lalu)
  • Depreciation Expense: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • SG&A Expenses: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
  • Long Term Debt: Rp 200,000,000 (tahun ini), Rp 180,000,000 (tahun lalu)
  • Current Liabilities: Rp 150,000,000 (tahun ini), Rp 130,000,000 (tahun lalu)
  • Working Capital: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
  • Cash: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • Income Tax Payable: Rp 20,000,000 (tahun ini), Rp 18,000,000 (tahun lalu)
  • Current Maturities of Long Term Debt: Rp 10,000,000 (tahun ini), Rp 9,000,000 (tahun lalu)

Menggunakan data ini, kita dapat menghitung masing-masing indeks dan kemudian menghitung M-Score untuk mendeteksi kemungkinan adanya fraud.

Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah hasil perhitungan M-Score menggunakan Model Beneish:

Indikator dan Perhitungan

  1. Days Sales in Receivable Index (DSRI):

    DSRI=50,000,0001,200,000,00045,000,0001,000,000,000=0.9259
  2. Gross Margin Index (GMI):

    GMI=1,000,000,000700,000,0001,000,000,0001,200,000,000800,000,0001,200,000,000=1.0417
  3. Asset Quality Index (AQI):

    AQI=1300,000,000+500,000,0001,000,000,0001250,000,000+450,000,000900,000,000=1.1111
  4. Sales Growth Index (SGI):

    SGI=1,200,000,0001,000,000,000=1.2
  5. Depreciation Index (DEPI):

    DEPI=45,000,00045,000,000+450,000,00050,000,00050,000,000+500,000,000=1.0
  6. Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):

    SGAI=100,000,0001,200,000,00090,000,0001,000,000,000=0.9259
  7. Leverage Index (LVGI):

    LVGI=200,000,000+150,000,0001,000,000,000180,000,000+130,000,000900,000,000=1.0
  8. Total Accruals to Total Assets (TATA):

    TATA=(100,000,00090,000,000)(50,000,00045,000,000)+(20,000,00018,000,000)+(10,000,0009,000,000)50,000,0001,000,000,000=0.065

Perhitungan M-Score

MScore=4.84+(0.92×0.9259)+(0.528×1.0417)+(0.404×1.1111)+(0.892×1.2)+(0.115×1.0)(0.172×0.9259)+(4.679×0.065)(0.327×1.0)

Setelah menghitung, nilai M-Score yang diperoleh adalah:

MScore=2.652

Interpretasi

  • M-Score < -2.22: Tidak ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.
  • M-Score > -2.22: Ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.

Dengan M-Score sebesar -2.652, tidak ada indikasi kuat bahwa laporan keuangan telah dimanipulasi.


Buku Kas 3 Lajur