:::Catatannya The Echo:::

Thursday, February 13, 2025

M-Score : Professor Messod Beneish : Mendeteksi kemungkinan manipulasi laporan keuangan

Contoh Laporan Keuangan Usaha "Apa Saja"

Laporan Laba Rugi

KeteranganApa (Rp)Saja (Rp)
Penjualan500,000,000700,000,000
Harga Pokok Penjualan (HPP)300,000,000400,000,000
Laba Kotor200,000,000300,000,000
Beban Operasional50,000,00070,000,000
Laba Operasional150,000,000230,000,000
Pajak (10%)15,000,00023,000,000
Laba Bersih135,000,000207,000,000

Laporan Neraca

KeteranganApa (Rp)Saja (Rp))
Aset Lancar200,000,000300,000,000
Aset Tetap500,000,000700,000,000
Total Aset700,000,0001,000,000,000
Liabilitas200,000,000300,000,000
Ekuitas500,000,000700,000,000
Total Liabilitas dan Ekuitas700,000,0001,000,000,000

Perhitungan Fraud dengan Model Beneish M-Score

Model Beneish M-Score digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya manipulasi laporan keuangan. Berikut adalah rumus dan contoh perhitungannya:

Rumus Beneish M-Score

MScore=4.84+(0.92×DSRI)+(0.528×GMI)+(0.404×AQI)+(0.892×SGI)+(0.115×DEPI)+(0.172×SGAI)+(4.679×TATA)+(0.327×LVGI)

Indikator dan Perhitungan

  1. Days Sales in Receivable Index (DSRI):

    DSRI=Account Receivablest/SalestAccount Receivablest1/Salest1
  2. Gross Margin Index (GMI):

    GMI=(Salest1COGSt1)/Salest1(SalestCOGSt)/Salest
  3. Asset Quality Index (AQI):

    AQI=1(Current Assetst+Net Fixed Assetst)/Total Assetst1(Current Assetst1+Net Fixed Assetst1)/Total Assetst1
  4. Sales Growth Index (SGI):

    SGI=SalestSalest1
  5. Depreciation Index (DEPI):

    DEPI=Depreciation Expenset1/(Depreciation Expenset1+Net PPEt1)Depreciation Expenset/(Depreciation Expenset+Net PPEt)
  6. Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):

    SGAI = \frac{\text{SG&A Expenses}_t / \text{Sales}_t}{\text{SG&A Expenses}_{t-1} / \text{Sales}_{t-1}}
  7. Leverage Index (LVGI):

    LVGI=(Long Term Debtt+Current Liabilitiest)/Total Assetst(Long Term Debtt1+Current Liabilitiest1)/Total Assetst1
  8. Total Accruals to Total Assets (TATA):

    TATA=(Working CapitaltWorking Capitalt1)(CashtCasht1)+(Income Tax PayabletIncome Tax Payablet1)+(Current Maturities of Long Term DebttCurrent Maturities of Long Term Debtt1)Depreciation ExpensetTotal Assetst

Contoh Perhitungan

Misalkan kita memiliki data berikut:

  • Account Receivables: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • Sales: Rp 1,200,000,000 (tahun ini), Rp 1,000,000,000 (tahun lalu)
  • COGS: Rp 800,000,000 (tahun ini), Rp 700,000,000 (tahun lalu)
  • Current Assets: Rp 300,000,000 (tahun ini), Rp 250,000,000 (tahun lalu)
  • Net Fixed Assets: Rp 500,000,000 (tahun ini), Rp 450,000,000 (tahun lalu)
  • Total Assets: Rp 1,000,000,000 (tahun ini), Rp 900,000,000 (tahun lalu)
  • Depreciation Expense: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • SG&A Expenses: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
  • Long Term Debt: Rp 200,000,000 (tahun ini), Rp 180,000,000 (tahun lalu)
  • Current Liabilities: Rp 150,000,000 (tahun ini), Rp 130,000,000 (tahun lalu)
  • Working Capital: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
  • Cash: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
  • Income Tax Payable: Rp 20,000,000 (tahun ini), Rp 18,000,000 (tahun lalu)
  • Current Maturities of Long Term Debt: Rp 10,000,000 (tahun ini), Rp 9,000,000 (tahun lalu)

Menggunakan data ini, kita dapat menghitung masing-masing indeks dan kemudian menghitung M-Score untuk mendeteksi kemungkinan adanya fraud.

Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah hasil perhitungan M-Score menggunakan Model Beneish:

Indikator dan Perhitungan

  1. Days Sales in Receivable Index (DSRI):

    DSRI=50,000,0001,200,000,00045,000,0001,000,000,000=0.9259
  2. Gross Margin Index (GMI):

    GMI=1,000,000,000700,000,0001,000,000,0001,200,000,000800,000,0001,200,000,000=1.0417
  3. Asset Quality Index (AQI):

    AQI=1300,000,000+500,000,0001,000,000,0001250,000,000+450,000,000900,000,000=1.1111
  4. Sales Growth Index (SGI):

    SGI=1,200,000,0001,000,000,000=1.2
  5. Depreciation Index (DEPI):

    DEPI=45,000,00045,000,000+450,000,00050,000,00050,000,000+500,000,000=1.0
  6. Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):

    SGAI=100,000,0001,200,000,00090,000,0001,000,000,000=0.9259
  7. Leverage Index (LVGI):

    LVGI=200,000,000+150,000,0001,000,000,000180,000,000+130,000,000900,000,000=1.0
  8. Total Accruals to Total Assets (TATA):

    TATA=(100,000,00090,000,000)(50,000,00045,000,000)+(20,000,00018,000,000)+(10,000,0009,000,000)50,000,0001,000,000,000=0.065

Perhitungan M-Score

MScore=4.84+(0.92×0.9259)+(0.528×1.0417)+(0.404×1.1111)+(0.892×1.2)+(0.115×1.0)(0.172×0.9259)+(4.679×0.065)(0.327×1.0)

Setelah menghitung, nilai M-Score yang diperoleh adalah:

MScore=2.652

Interpretasi

  • M-Score < -2.22: Tidak ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.
  • M-Score > -2.22: Ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.

Dengan M-Score sebesar -2.652, tidak ada indikasi kuat bahwa laporan keuangan telah dimanipulasi.


Tuesday, February 11, 2025

Susunan Dalam Satu Naskah UU KUP, PPh, dan PPN berdasarkan UU 6/2023

Susunan Dalam Satu Naskah UU KUP, PPh, dan PPN berdasarkan UU 6/2023.

Isinya sebagian besar ada di UU Nomor 7 Tahun 2021 karena mekanismenya adalah mengubah bukan mengganti atau mencabut.

Sunday, February 02, 2025

5 Layer Test Uji Deemed Deviden

 Tabel 5-Layer Test 


Layer Indikator Penjelasan Teori yang Relevan Risiko Deemed Dividend Ambang Batas Rumus

1 Dividend Payout Ratio (DPR) Rasio pembagian dividen terhadap laba bersih. DPR rendah dapat menunjukkan laba ditahan. Bird in the Hand Theory (Gordon & Lintner), Signaling Theory (Miller & Modigliani) DPR rendah mengindikasikan bahwa laba seharusnya dibagikan sebagai dividen tetapi ditahan. Ambang Batas: < 30% (untuk perusahaan yang sehat) DPR = (Dividen yang dibagikan / Laba Bersih) × 100%

2 Retained Earnings to Equity Ratio (RE/E) Proporsi laba ditahan terhadap total ekuitas. RE/E tinggi berarti laba ditahan lebih banyak dibandingkan dengan ekuitas. Life-Cycle Theory (Fama & French), Agency Theory (Jensen & Meckling) RE/E tinggi mengindikasikan perusahaan menahan laba secara berlebihan, berisiko dianggap sebagai deemed dividend. Ambang Batas: > 50% RE/E = (Laba Ditahan / Ekuitas) × 100%

3 Retained Earnings Growth (RE Growth) Tingkat pertumbuhan laba ditahan dari waktu ke waktu. Pertumbuhan yang signifikan tanpa distribusi dividen bisa mencerminkan penahanan laba. Internal Growth Theory (Modigliani & Miller), Investment Decision Theory (Myers & Majluf) RE Growth tinggi tanpa distribusi dividen dapat menunjukkan bahwa laba ditahan berlebihan, yang mungkin dianggap sebagai deemed dividend. Ambang Batas: > 10% per tahun RE Growth = (RE tahun ini - RE tahun lalu) / RE tahun lalu × 100%

4 Cash Flow to Net Income Ratio (CF/NI) Rasio kas operasional terhadap laba bersih. CF/NI yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas tetapi memilih untuk menahan laba. Liquidity Theory (Miller & Modigliani), Cash Management Theory (Lynch & Pyles) CF/NI tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, namun jika tidak dibagikan, ini dapat dianggap sebagai deemed dividend. Ambang Batas: > 1,0 CF/NI = (Arus Kas Operasional / Laba Bersih)

5 Debt to Equity (D/E) Perbandingan antara utang dan ekuitas. D/E rendah menunjukkan perusahaan tidak terlalu bergantung pada utang dan memiliki fleksibilitas untuk menahan laba. Modigliani & Miller's Theory (MM), Trade-Off Theory (Kraus & Litzenberger) D/E rendah menunjukkan perusahaan memiliki struktur modal yang kuat dan lebih bebas menahan laba, yang berpotensi dianggap sebagai deemed dividend. Ambang Batas: < 1,0 D/E = (Utang Total / Ekuitas)

Penjelasan Tambahan:

Dividend Payout Ratio (DPR):

Ambang Batas: < 30% untuk perusahaan yang sehat, yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih suka menahan sebagian besar labanya untuk pertumbuhan atau tujuan lain.

Rumus: DPR dihitung dengan membandingkan dividen yang dibagikan dengan laba bersih, yang memberikan gambaran seberapa besar laba yang dibagi kepada pemegang saham.

Retained Earnings to Equity Ratio (RE/E):


Ambang Batas: > 50%, yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menahan laba daripada membagikan dividen. Angka ini menunjukkan kecenderungan untuk mempertahankan laba daripada mendistribusikannya.

Rumus: Rasio ini dihitung dengan membandingkan laba ditahan dengan total ekuitas untuk menilai proporsi laba yang tidak dibagikan.

Retained Earnings Growth (RE Growth):

Ambang Batas: > 10% per tahun, yang menunjukkan pertumbuhan laba ditahan yang signifikan tanpa pembagian dividen.

Rumus: Menghitung perubahan laba ditahan dari tahun sebelumnya, menunjukkan sejauh mana laba ditahan berkembang seiring waktu.

Cash Flow to Net Income Ratio (CF/NI):

Ambang Batas: > 1,0, yang menunjukkan bahwa arus kas operasional lebih besar daripada laba bersih, memberi perusahaan cukup dana untuk membayar dividen, namun tidak melakukannya.

Rumus: Dihitung dengan membandingkan arus kas operasional dengan laba bersih untuk mengukur sejauh mana laba yang dilaporkan dapat diubah menjadi kas yang tersedia.

Debt to Equity (D/E):

Ambang Batas: < 1,0, yang menunjukkan bahwa perusahaan lebih bergantung pada ekuitas daripada utang, memberikan fleksibilitas lebih dalam keputusan pembagian dividen.

Rumus: Rasio ini dihitung dengan membandingkan total utang dengan total ekuitas, menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan utang untuk membiayai operasinya.



Tuesday, January 28, 2025

Formulasi Sintesis TP, ABC dan GA

Berikut adalah contoh **rumus dan perhitungan** berdasarkan integrasi **Akuntansi Geospasial (GA)**, **Activity-Based Costing (ABC)**, dan **Transfer Pricing (TP)** menggunakan data dummy untuk ilustrasi:

1. Data Dummy untuk Simulasi

1. Data Dummy untuk Simulasi*

- Lokasi Produksi:  

  - Wilayah A (Negara X): Biaya logistik = $5/unit, Pajak = 10%.  

  - Wilayah B (Negara Y): Biaya logistik = $8/unit, Pajak = 15%.  

B. Data Aktivitas (ABC)

- Biaya Overhead: $50,000 (terdiri dari 3 aktivitas):  

  1. Setup Mesin: $20,000 (Cost Driver: Jam setup = 200 jam).  

  2. Kontrol Mutu: $15,000 (Penggerak Biaya: Jumlah inspeksi = 150 kali).  

  3. Distribusi: $15,000 (Cost Driver: Jumlah unit = 1,500 unit).  


- Produk:  

  - Produk Alpha: Konsumsi aktivitas = 50 jam setup, 30 inspeksi, 500 unit.  

C. Parameter Harga Transfer (TP)

- Metode: Biaya Plus dengan markup 20%.  

- **Biaya Produksi Langsung**: $30/unit (bahan baku + tenaga kerja).  


-2. Rumus dan Perhitungan

A. Akuntansi Geospasial (GA)

Rumus Total Biaya per Unit (Lokasi Spesifik):  

{Total Biaya/Unit} = ({Biaya Produksi} + {Biaya Logistik}) \times (1 +{Pajak})

Contoh Perhitungan di Wilayah A (Negara X):  

{Total Biaya/Unit} = ($30 + \$5) \times 1,10 = \$35 \times 1,10 = \$38,50/{unit}

Perhitungan di Wilayah B (Negara Y):  

{Total Biaya/Unit} = ($30 + \$8) \times 1,15 = $38 \times 1,15 = \$43,70/{unit}


B. Biaya perhitungan Berdasarkan Aktivitas (ABC)

Langkah 1: Hitung Tarif Aktivitas

1. Setup Mesin:  

{Pengaturan Tarif} = \frac{\$20.000}{200 \{ jam}} = \$100/\{jam}

2. Kontrol Kualitas:  

{Tarif Inspeksi} = \frac{\$15,000}{150 \{ inspeksi}} = \$100/\{inspeksi}

3. Distribusi:  

\text{Tarif Distribusi} = \frac{\$15.000}{1.500 \text{ unit}} = \$10/\text{unit]

Langkah 2: Alokasikan Biaya ke Produk Alpha

1. Biaya Setup:  

50 \teks{ selai} \kali \$100 = \$5.000

2. Biaya Quality Control:  

30 \text{ inspeksi} \times \$100 = \$3,00

3. Biaya Distribusi:  

500 \teks{satuan} \kali \$10 = \$5.000

Total Biaya Overhead untuk Produk Alpha:  

\$5.000 + \$3.000 + \$5.000 = \$13.000

Biaya Overhead per Unit (500 unit):  

\frac{\$13.000}{500} = \$26/\teks{satuan}

C. Penetapan Harga Transfer (Metode Biaya Plus)

Rumus Harga Transfer:  

\text{Harga Transfer} = (\text{Biaya Produksi Langsung} + \text{Biaya Overhead/Unit}) \times (1 + \text{Markup}) + \text{Biaya Logistik (GA)}

Contoh Perhitungan untuk Wilayah A:  

1. Biaya Total/Satuan (ABC + GA): 

\$30 \text{ (langsung)} + \$26 \text{ (overhead)} + \$5 \text{ (logistik)} = \$61/\text{unit}

2. Markup 20%:  

\$61 \kali 1,20 = \$73,20/\teks{satuan}

3. Penyesuaian Pajak (10%):  

\$73,20 \kali 1,10 = \$80,52/\teks{satuan}

Harga Transfer Akhir: \$80,52/unit.  

3. Integrasi GA + ABC + TP

Contoh Kasus: Perusahaan di Wilayah A menjual ke Wilayah B.  

1. Biaya Produksi + Overhead (ABC):  

$30 + $26 = $56/\teks{satuan}

2. Biaya Logistik (GA) :  

\$5/\teks{unit (Wilayah A)} → \$8/\teks{unit (Wilayah B)}

3. Harga Transfer dengan Markup 20%:  

(\$56 + \$8) \kali 1,20 = \$64 \kali 1,20 = \$76,80/\teks{satuan]

4. Penyesuaian Pajak (Wilayah B: 15%):  

\$76,80 \kali 1,15 = \$88,32/\teks{satuan}

Harga Akhir Transfer ke Wilayah B: \$88,32/unit.  

4. Rumus untuk Metode Lain

A. TNMM (Metode Margin Bersih Transaksional)

**Rumus Margin Laba Bersih**:  

\text{Margin Laba} = \frac{\text{Laba Bersih}}{\text{Total Biaya}} \times 100\%


**Konten**:  

- Total Biaya (ABC + GA) = \$61/unit.  

- Harga Jual Pasar = \$90/unit.  

- Laba Bersih = \$90 - \$61 = \$29.  

- Margin = \(\frac{29}{61} \kali 100\% = 47,5\%\).  

B. Metode CUP (Comparable Uncontrolled Price)

Rumus Harga Transfer:  

{Harga Transfer} = {Harga Pasar Terbuka} \pm \{Penyesuaian Geospasial (GA)}

Konten:  

- Harga pasar produk serupa di Wilayah B = \$85/unit.  

- Penyesuaian biaya logistik (GA): \(+\$3/\text{unit}\).  

- Harga Transfer = \$85 + \$3 = \$88/unit.  

5. Tabel Sintesis Rumus\

| **Komponen** | **Rumus** | **Contoh Hasil** |  

|-------|----------------------------------------- ---------------------------------- | -----------------------|  

| **GA (Biaya/Satuan)** | \((\text{Biaya Produksi} + \text{Logistik}) \times (1 + \text{Pajak})\) | \$38,50 (Wilayah A) |  

| **ABC (Overhead)** | \(\frac{\text{Total Biaya Aktivitas}}{\text{Cost Driver}}\) | \$26/unit (Produk A) |  

| **TP Cost Plus** | \((\text{Biaya Total} + \text{Markup}) \times (1 + \text{Pajak})\) | \$80.52/unit |  

| **TP TNMM** | \(\frac{\text{Laba Bersih}}{\text{Total Biaya}} \times 100\%\) | 47.5% Margin |  

Kesimpulan

Integrasi GA (lokasi), ABC (aktivitas), dan TP (harga) menghasilkan perhitungan yang akurat untuk perusahaan multinasional. Dengan data dummy di atas, perusahaan dapat menentukan harga transfer yang wajar, memenuhi standar OECD.

Nama yang mirip sama

Ada Eko Susilo...ada Mokhamad Taufiq Agus Susilo, ada Irawan (senior saya di Teknik Elektro UGM...aktivis Senat Mahasiswa UGM....lalu ada ju...