Saya kumpulkan relevansi tema perubahan nomenklatur dan relevansinya dan saya berikan score 1 s.d 1000 dan hasilnya adalah :
Untuk menyusun 300 teori berdasarkan nama teori dan memberikan skor relevansi dari 1 hingga 1000, kita perlu mempertimbangkan seberapa dekat masing-masing teori tersebut dengan topik perubahan nomenklatur kementerian dalam administrasi publik.
Untuk menyusun 300 teori berdasarkan nama teori dan memberikan skor relevansi dari 1 hingga 1000, dan saya pilah menjadi 100 dan saya mabil yang relevan dengan pendekatan terdekat untuk masing-masing teori tersebut dengan topik perubahan nomenklatur kementerian dalam administrasi publik. Proses ini akan melibatkan evaluasi terhadap berbagai teori dalam konteks perubahan organisasi dan kebijakan dalam administrasi publik.
Contoh Susunan Teori Berdasarkan Nama dan Skor Relevansi:
No. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
1 |
Teori Van Meter dan Van Horn |
Menilai faktor-faktor dalam
implementasi kebijakan dan bagaimana struktur kementerian mempengaruhi
implementasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur dapat
memperbaiki koordinasi antar kementerian, memperjelas peran dan tujuan. |
5 |
2 |
Teori Mazmanian dan Sabatier |
Fokus pada hubungan antar aktor
dan struktur administratif yang mendukung implementasi kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur harus
memastikan keselarasan antar kementerian dan dukungan terhadap kebijakan. |
4 |
3 |
Teori Birokrasi Weberian |
Menyoroti hierarki yang jelas
dalam organisasi, termasuk nomenklatur kementerian. |
4 |
Perubahan nomenklatur dapat
memperkuat struktur birokrasi yang efisien dan jelas. |
4 |
4 |
Teori Struktur Organisasi
(Mintzberg) |
Menganalisis bentuk struktur
organisasi dan dampaknya terhadap efektivitas administrasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur akan
berpengaruh pada struktur organisasi dan pembagian tugas di kementerian. |
5 |
5 |
Teori New Public Management (NPM) |
Fokus pada efisiensi dan
akuntabilitas dalam sektor publik, yang dapat dipengaruhi oleh nomenklatur. |
5 |
Perubahan nomenklatur mendukung
penerapan prinsip NPM untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik. |
5 |
6 |
Teori Jaringan Tata Kelola
(Rhodes) |
Mengkaji hubungan antar lembaga
dalam sistem pemerintahan dan pengaruhnya terhadap kebijakan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang jelas
memfasilitasi koordinasi dan kerjasama antar lembaga yang lebih baik. |
4 |
7 |
Teori Kebijakan Implementasi
(Pressman & Wildavsky) |
Menyoroti pentingnya struktur
administratif dalam implementasi kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur dapat
meningkatkan kemudahan implementasi kebijakan dengan struktur yang lebih
tepat. |
4 |
8 |
Teori Kepemimpinan dan Pengaruh |
Menganalisis bagaimana
kepemimpinan di kementerian mempengaruhi struktur organisasi dan kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur harus
menciptakan struktur yang mendukung kepemimpinan yang efektif dalam
implementasi kebijakan. |
3 |
9 |
Teori Kontinjensi |
Menilai bagaimana struktur
organisasi harus disesuaikan dengan kondisi eksternal dan internal. |
4 |
Nomenklatur kementerian harus
disesuaikan dengan konteks sosial, politik, dan ekonomi yang ada. |
4 |
10 |
Teori Tatakelola Multi-Tingkat |
Menyoroti interaksi antara tingkat
pemerintahan yang berbeda dalam tata kelola negara. |
3 |
Perubahan nomenklatur dapat
mempengaruhi interaksi antar tingkatan pemerintahan dalam kebijakan yang
lebih efektif. |
3 |
|
|
|
|
|
|
11 |
Teori Ekspansi dan Dekonsolidasi
(Ostrom) |
Menganalisis bagaimana struktur
pemerintahan bisa berkembang atau mengeliminasi lembaga yang tidak efisien. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
yang melibatkan pengurangan atau penggabungan kementerian dapat
memperbaiki efisiensi administrasi. |
4 |
12 |
Teori Kompleksitas Organisasi
(Simon) |
Mengidentifikasi bagaimana
struktur organisasi dapat mempengaruhi efisiensi dan pengambilan keputusan
dalam organisasi besar. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kejelasan peran dan meminimalkan
kompleksitas dalam administrasi. |
5 |
13 |
Teori Pengelolaan Sumber Daya
Manusia (Katz dan Kahn) |
Mengkaji pentingnya SDM dalam
struktur organisasi dan pengaruhnya terhadap efektivitas kebijakan. |
3 |
Nomenklatur yang tepat dapat
meningkatkan pengelolaan SDM di kementerian terkait. |
4 |
14 |
Teori Pemerintahan Partisipatif
(Crosby dan Bryson) |
Teori ini menekankan
pentingnya partisipasi publik dan koordinasi antar
lembaga dalam penyusunan kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat partisipasi publik dan kerjasama antar lembaga. |
4 |
15 |
Teori Kebijakan Agama dan Negara
(Meyer & Rowan) |
Mengaitkan perubahan struktur
pemerintah dengan kebijakan sosial, budaya, dan agama. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengubah cara kementerian berfungsi dalam konteks kebijakan
sosial dan agama. |
3 |
16 |
Teori Kewirausahaan Sosial
(Bornstein) |
Berfokus pada peran pemerintah
dalam menciptakan kebijakan yang mendukung inovasi sosial dan
pengelolaan lembaga negara. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
bisa berpotensi membuka ruang bagi inovasi sosial dan model
kebijakan baru. |
4 |
17 |
Teori Pengelolaan Krisis
(Quarantelli) |
Menekankan bagaimana struktur dan
prosedur organisasi dapat beradaptasi dengan situasi krisis dan ketidakpastian. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat respons terhadap situasi krisis dan bencana. |
4 |
18 |
Teori Manajemen Keamanan Nasional
(Boin et al.) |
Fokus pada peran pemerintah dalam
mengelola ancaman terhadap negara melalui kebijakan yang terkoordinasi. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperjelas tanggung jawab keamanan dan memperbaiki
koordinasi antar lembaga. |
4 |
19 |
Teori Perencanaan dan Penganggaran
(Wildavsky) |
Menilai bagaimana kebijakan
penganggaran dapat mempengaruhi struktur dan pengelolaan lembaga pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempengaruhi pengalokasian anggaran dan pengelolaan
keuangan negara. |
5 |
20 |
Teori Perubahan Sosial (Kuhn) |
Mengkaji bagaimana perubahan
sosial mempengaruhi kebijakan dan struktur pemerintahan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menjadi respons terhadap perubahan sosial yang
memerlukan adaptasi kebijakan baru. |
No. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
21 |
Teori Sistem Sosial (Parsons) |
Menilai interaksi antara struktur
sosial dan organisasi, serta dampaknya terhadap efisiensi administrasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempengaruhi hubungan sosial di dalam dan antar lembaga. |
4 |
22 |
Teori Struktur Sosial (Giddens) |
Mengaitkan struktur sosial dengan
perubahan dalam organisasi dan kebijakan pemerintah. |
3 |
Nomenklatur kementerian harus
mencerminkan struktur sosial yang lebih inklusif dan adaptif. |
3 |
23 |
Teori Kepemimpinan
Transformasional (Bass) |
Menggambarkan bagaimana pemimpin
dapat menginspirasi perubahan dalam organisasi besar, termasuk dalam
pemerintahan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang jelas
dan dinamis memungkinkan kepemimpinan transformasional yang lebih
efektif. |
4 |
24 |
Teori Tata Kelola Global (Rosenau) |
Fokus pada globalisasi dan
bagaimana negara-negara saling berhubungan dalam konteks administrasi publik. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki koordinasi global dalam kebijakan internasional. |
3 |
25 |
Teori Manajemen Kinerja (Kaplan
& Norton) |
Fokus pada pengukuran kinerja
dan pencapaian tujuan organisasi dalam administrasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengukuran kinerja dan akuntabilitas. |
4 |
26 |
Teori Organisasi Holistik (Weick) |
Mengkaji bagaimana organisasi
berfungsi sebagai sistem yang saling berhubungan dan mempengaruhi kebijakan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang
holistik akan mempermudah koordinasi dan meningkatkan efektivitas
kebijakan. |
5 |
27 |
Teori Proses Kebijakan (Kingdon) |
Menilai bagaimana agenda-setting
dan pengambilan keputusan mempengaruhi kebijakan publik. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang lebih cepat. |
4 |
28 |
Teori Administrasi Modern (Fayol) |
Menggambarkan prinsip-prinsip
administrasi yang dapat diterapkan dalam struktur organisasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan efisiensi administrasi dengan struktur yang lebih
terorganisir. |
5 |
29 |
Teori Desentralisasi (Ribot) |
Menyoroti pentingnya decentralized
decision-making dalam pemerintahan dan kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung desentralisasi untuk meningkatkan keputusan lokal
dan responsif terhadap kebutuhan daerah. |
4 |
30 |
Teori Keberlanjutan (Dyllick &
Hockerts) |
Fokus pada kebijakan yang berkelanjutan
dan bagaimana struktur organisasi harus mendukung keberlanjutan tersebut. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kebijakan yang lebih berkelanjutan dengan struktur
yang lebih adaptif. |
4 |
31 |
Teori Organisasi Adaptif (Tushman
& O’Reilly) |
Mengkaji bagaimana organisasi yang
dapat beradaptasi terhadap perubahan dapat lebih sukses dalam menghadapi
tantangan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang lebih
adaptif dapat mempercepat proses perubahan kebijakan dan implementasi
yang lebih fleksibel. |
5 |
32 |
Teori Pengelolaan Risiko (Hillson
& Murray-Webster) |
Fokus pada bagaimana mengelola
risiko dalam kebijakan dan struktur organisasi. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi risiko birokrasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko. |
4 |
33 |
Teori Inovasi Administratif
(Schreyogg) |
Menganalisis bagaimana inovasi
dalam manajemen dan struktur organisasi mempengaruhi keberhasilan kebijakan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang
inovatif dapat meningkatkan penerapan kebijakan baru yang lebih
efektif. |
5 |
34 |
Teori Kepemimpinan Layanan
(Greenleaf) |
Menekankan pentingnya kepemimpinan
berbasis layanan dalam administrasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kepemimpinan berbasis layanan dengan memperjelas
tanggung jawab. |
4 |
35 |
Teori Analisis Jaringan
(Granovetter) |
Menganalisis bagaimana hubungan
antar aktor dalam jaringan mempengaruhi kebijakan publik. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki koordinasi antar aktor dalam kebijakan dan program. |
4 |
36 |
Teori Kapabilitas Negara (Evans) |
Mengkaji bagaimana struktur negara
dan organisasi publik memengaruhi kemampuan negara dalam mengimplementasikan
kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kapabilitas negara dalam memenuhi tujuan kebijakan. |
5 |
37 |
Teori Implementasi Bersama
(Elmore) |
Menilai bagaimana berbagai aktor
dalam organisasi bekerja bersama untuk mengimplementasikan kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kerjasama antar lembaga untuk meningkatkan efektivitas
implementasi kebijakan. |
4 |
38 |
Teori Organisasi dan Perubahan
(Kotter) |
Menggambarkan proses perubahan
organisasi yang berhasil dan bagaimana kebijakan dapat mendukung
perubahan tersebut. |
5 |
Nomenklatur kementerian yang jelas
dan fleksibel akan mendukung perubahan organisasi yang lebih efisien
dan cepat. |
5 |
39 |
Teori Pengelolaan Birokrasi
(Kaufman) |
Fokus pada dinamika birokrasi
dalam organisasi publik dan dampaknya terhadap kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi hambatan birokrasi dan meningkatkan aksesibilitas
kebijakan. |
5 |
40 |
Teori Pengembangan Kapasitas
Negara (Fukuyama) |
Menganalisis bagaimana kapasitas
negara dalam menjalankan kebijakan publik dipengaruhi oleh struktur
organisasinya. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kapasitas negara dalam melaksanakan kebijakan yang
lebih efektif. |
5 |
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
41 |
Teori Hubungan Antarlembaga
(Milward & Provan) |
Menilai interdependensi antar
lembaga pemerintah dan dampaknya terhadap kebijakan publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki koordinasi antar lembaga untuk kebijakan yang lebih
efektif. |
5 |
42 |
Teori Responsivitas Publik
(Arnstein) |
Menggambarkan bagaimana perubahan
organisasi dapat meningkatkan partisipasi publik dalam pengambilan
keputusan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan. |
4 |
43 |
Teori Manajemen Sumber Daya Alam
(Hardin) |
Mengkaji bagaimana kebijakan dan
struktur pemerintahan mempengaruhi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan
lingkungan. |
4 |
44 |
Teori Hubungan Sosial (Burt) |
Fokus pada pengaruh hubungan antar
aktor dalam organisasi dalam membentuk kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat hubungan antar aktor sosial untuk implementasi kebijakan
yang lebih baik. |
4 |
45 |
Teori Administrasi Negara (Moe) |
Menggambarkan bagaimana
administrasi negara diorganisasi dan bagaimana kebijakan dapat dipengaruhi
oleh struktur birokrasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menyederhanakan struktur birokrasi dan meningkatkan efisiensi
administrasi negara. |
5 |
46 |
Teori Keputusan Rasional (Simon) |
Fokus pada bagaimana pengambilan
keputusan rasional dilakukan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang jelas
akan mempercepat pengambilan keputusan rasional yang lebih baik. |
5 |
47 |
Teori Struktur Kekuatan (Bachrach
& Baratz) |
Menilai bagaimana kekuasaan
dan pengaruh dalam organisasi dan kebijakan mempengaruhi hasil
kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat membantu dalam distribusi kekuasaan yang lebih merata di
pemerintahan. |
4 |
48 |
Teori Fungsionalisme (Durkheim) |
Menggambarkan bagaimana struktur
sosial bekerja untuk menjaga kestabilan dalam organisasi. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur sosial dalam pemerintahan dan mendukung stabilitas. |
4 |
49 |
Teori Ekonomi Institusional
(North) |
Fokus pada pengaruh institusi
terhadap efisiensi ekonomi dan bagaimana struktur pemerintah dapat
mempengaruhi proses ekonomi. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengelolaan ekonomi dan kebijakan terkait. |
4 |
50 |
Teori Kebijakan Sosial
(Esping-Andersen) |
Menilai bagaimana kebijakan sosial
dipengaruhi oleh struktur pemerintahan dan organisasi sosial. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempermudah implementasi kebijakan sosial yang lebih inklusif
dan merata. |
5 |
51 |
Teori Perspektif Global (Sachs) |
Mengkaji hubungan internasional
dan dampaknya terhadap kebijakan domestik serta perubahan dalam struktur
pemerintahan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kebijakan yang lebih global-minded dan integrasi
internasional. |
4 |
52 |
Teori Kinerja Publik (Perry &
Hondeghem) |
Menilai bagaimana pengukuran
kinerja organisasi dapat mempengaruhi kebijakan publik dan pengambilan
keputusan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang jelas
akan memperbaiki pengukuran kinerja dalam implementasi kebijakan
publik. |
5 |
53 |
Teori Keputusan Kollektif (Olson) |
Fokus pada bagaimana kelompok atau
kolektif membuat keputusan dalam konteks kebijakan publik. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempermudah pengambilan keputusan kolektif dalam pembentukan
kebijakan. |
4 |
54 |
Teori Konstruksi Sosial (Berger
& Luckmann) |
Menggambarkan bagaimana organisasi
membentuk realitas sosial dan kebijakan berdasarkan konstruksi sosial mereka. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki persepsi sosial terhadap pemerintah dan kebijakan
yang diimplementasikan. |
4 |
55 |
Teori Kompetisi dan Kolaborasi
(Porter) |
Mengkaji bagaimana kompetisi dan
kolaborasi antar lembaga dapat mempengaruhi kebijakan dan kinerja sektor
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kompetisi sehat dan kolaborasi antar
kementerian. |
5 |
56 |
Teori Komunikasi Antarorganisasi
(Katz & Kahn) |
Menilai pentingnya komunikasi
dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan antar organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
akan memperbaiki komunikasi antar organisasi untuk keberhasilan
kebijakan. |
5 |
57 |
Teori Etika Pemerintahan (Rawls) |
Menggambarkan bagaimana
prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan diterapkan dalam
kebijakan pemerintah. |
4 |
Nomenklatur kementerian dapat
memperbaiki kebijakan etis dan memastikan keadilan sosial dalam
implementasi kebijakan. |
5 |
58 |
Teori Ketergantungan Dunia
(Wallerstein) |
Mengkaji bagaimana ketergantungan
negara terhadap sistem global mempengaruhi kebijakan domestik. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur organisasi untuk lebih responsif terhadap
dinamika global. |
4 |
59 |
Teori Validitas Kebijakan (Berman) |
Fokus pada bagaimana kebijakan
dapat diterima dan diimplementasikan dengan sukses di dalam organisasi
pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki validitas dan pengakuan terhadap kebijakan
yang diimplementasikan. |
5 |
60 |
Teori Manajemen Krisis (Coombs) |
Menganalisis bagaimana struktur
organisasi dapat mengelola krisis dan tanggap darurat dalam
administrasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan respons cepat dan koordinasi antar lembaga dalam
menghadapi krisis. |
5 |
61 |
Teori Pembelajaran Organisasi
(Argyris) |
Menggambarkan bagaimana organisasi
belajar dari pengalaman dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
efektivitas. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memfasilitasi pembelajaran organisasi untuk memperbaiki
kebijakan di masa depan. |
5 |
62 |
Teori Praktik Profesional (Evetts) |
Fokus pada peran profesional dalam
pengelolaan kebijakan dan struktur organisasi pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempermudah pengelolaan profesional dan meningkatkan standar
profesionalisme. |
5 |
63 |
Teori Keberhasilan Kebijakan
(Sabatier) |
Menilai faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kebijakan dan bagaimana struktur organisasi
mendukung atau menghambat keberhasilan tersebut. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung keberhasilan kebijakan melalui organisasi yang lebih
terstruktur dan jelas. |
5 |
64 |
Teori Sumber Daya dalam Kebijakan
Publik (Birkland) |
Menganalisis bagaimana sumber
daya yang terbatas mempengaruhi kebijakan publik dan implementasinya. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan alokasi sumber daya untuk kebijakan yang lebih
efisien. |
5 |
65 |
Teori Kinerja Layanan Publik (Lynn
& Shultz) |
Mengkaji bagaimana kualitas
layanan publik dipengaruhi oleh struktur organisasi dan kebijakan yang
diterapkan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kualitas layanan publik melalui perbaikan struktural
dan administratif. |
5 |
|||||
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
66 |
Teori Ketergantungan Negara
(Bourdieu) |
Menggambarkan bagaimana negara
dalam kebijakan publik bergantung pada struktur sosial dan politik yang lebih
besar. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki hubungan antar lembaga dan meminimalisir ketergantungan
negatif. |
4 |
67 |
Teori Administrasi Kolaboratif
(Ansell & Gash) |
Menilai pentingnya kolaborasi
antar aktor dalam implementasi kebijakan publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kolaborasi antar sektor untuk mencapai tujuan
kebijakan yang lebih efisien. |
5 |
68 |
Teori Penyelesaian Masalah (Schön
& Rein) |
Mengkaji bagaimana proses
penyelesaian masalah dilakukan dalam organisasi pemerintah untuk mencapai
konsensus. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan efektivitas penyelesaian masalah dalam pengelolaan
kebijakan. |
5 |
69 |
Teori Pembelajaran Sosial
(Bandura) |
Menggambarkan bagaimana pembelajaran
sosial dan pengalaman kolektif mempengaruhi pengambilan keputusan dalam
administrasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat pembelajaran antar lembaga dan implementasi
kebijakan yang lebih baik. |
5 |
70 |
Teori Koalisi Kebijakan (Sabatier
& Jenkins-Smith) |
Fokus pada bagaimana koalisi
kebijakan terbentuk dalam pembuatan dan implementasi kebijakan publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat koalisi kebijakan untuk mendukung implementasi
kebijakan yang lebih efektif. |
5 |
71 |
Teori Perubahan Kebijakan
Institusional (Pierson) |
Menganalisis bagaimana perubahan
institusional terjadi dan bagaimana struktur pemerintah mempengaruhi
kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat perubahan kebijakan yang lebih terstruktur dan
responsif. |
5 |
72 |
Teori Kinerja Organisasi (Meyer
& Rowan) |
Fokus pada bagaimana struktur
formal dan informal dalam organisasi mempengaruhi kinerja dan keberhasilan
kebijakan. |
4 |
Nomenklatur kementerian yang lebih
jelas dapat memperbaiki struktur organisasi dan meningkatkan kinerja
dalam implementasi kebijakan. |
5 |
73 |
Teori Komunikasi Organisasi
(Weick) |
Menilai bagaimana komunikasi
internal dalam organisasi publik mempengaruhi pengambilan keputusan dan
efektivitas kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki alur komunikasi internal antar lembaga dan
mempercepat implementasi kebijakan. |
5 |
74 |
Teori Struktur Kekuatan Organisasi
(French & Raven) |
Mengkaji bagaimana kekuatan dan
pengaruh dalam organisasi dapat mempengaruhi keputusan dan perubahan
struktur organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendistribusikan kekuatan secara lebih merata antar lembaga,
mendukung perubahan kebijakan yang lebih adil. |
5 |
75 |
Teori Organisasi dan Pembangunan
(Burns & Stalker) |
Fokus pada bagaimana organisasi mengembangkan
struktur yang fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung struktur organisasi yang lebih fleksibel, memungkinkan
adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan. |
5 |
76 |
Teori Ekonomi Politik (Przeworski) |
Menganalisis bagaimana kekuatan
politik dan kepentingan ekonomi mempengaruhi kebijakan pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kebijakan yang lebih adil dan berbasis pada kepentingan
publik. |
4 |
77 |
Teori Kapabilitas Organisasi
(Ulrich & Smallwood) |
Fokus pada kapabilitas
organisasi dalam menciptakan nilai melalui pengelolaan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kapabilitas organisasi dalam menghasilkan kebijakan
yang lebih efisien. |
5 |
78 |
Teori Regulasi Pemerintah (Majone) |
Mengkaji bagaimana regulasi
pemerintah dapat mempengaruhi implementasi kebijakan publik dan
transformasi organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur regulasi untuk mendukung penegakan hukum
yang lebih efektif. |
5 |
79 |
Teori Administrasi Proses
(Tullock) |
Menggambarkan bagaimana proses
administrasi yang kompleks mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menyederhanakan proses administratif, meningkatkan efektivitas
kebijakan. |
4 |
80 |
Teori Pembangunan Kebijakan
(Schneider & Ingram) |
Menilai bagaimana kebijakan
publik dibangun dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan aktor
politik yang terlibat. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengatur ulang pembangunan kebijakan, lebih menyesuaikan dengan
kepentingan masyarakat. |
5 |
|||||
No. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
81 |
Teori Kontraktualisme (Locke) |
Menilai bagaimana kontrak sosial
antara negara dan warga negara mempengaruhi kebijakan publik dan
administrasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kontrak sosial yang lebih jelas, meningkatkan kepercayaan
publik. |
5 |
82 |
Teori Perspektif Institusional
(Meyer & Rowan) |
Menggambarkan bagaimana institusi
dan struktur organisasi mempengaruhi legitimasi dan efektivitas kebijakan
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur institusional untuk meningkatkan legitimasi
kebijakan. |
5 |
83 |
Teori Neo-Institusionalisme (March
& Olsen) |
Menilai bagaimana perubahan
institusional dalam organisasi mempengaruhi kebijakan publik dan hubungan
antar aktor. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur kelembagaan dan mendukung perubahan
institusional yang lebih efektif. |
5 |
84 |
Teori Perubahan Sistem (Katz &
Kahn) |
Menggambarkan bagaimana perubahan
dalam suatu sistem mempengaruhi interaksi antara sub-sistem dan
organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menciptakan perubahan sistemik dalam struktur organisasi
pemerintah. |
5 |
85 |
Teori Konflik Organisasi (Coser) |
Fokus pada bagaimana konflik
dalam organisasi mempengaruhi pengambilan keputusan dan perubahan kebijakan. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi konflik organisasi dan meningkatkan kerjasama
antar lembaga. |
4 |
86 |
Teori Kelompok Kepentingan
(Truman) |
Mengkaji bagaimana kelompok
kepentingan mempengaruhi kebijakan publik dan bagaimana kebijakan bisa
berubah melalui lobi. |
3 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengaturan kelompok kepentingan dalam penyusunan
kebijakan. |
4 |
87 |
Teori Manajemen Perubahan (Kotter) |
Menilai bagaimana manajemen
perubahan dalam organisasi dapat membantu dalam merumuskan kebijakan yang
lebih efektif. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
membutuhkan manajemen perubahan yang baik untuk mengelola transisi
dengan sukses. |
5 |
88 |
Teori Manajemen Krisis (Fink) |
Mengkaji bagaimana organisasi
menangani krisis dan ketidakpastian dalam kebijakan dan
pengelolaan sektor publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kemampuan responsif terhadap krisis di sektor
publik. |
5 |
89 |
Teori Pengaruh Politik (Downs) |
Menggambarkan bagaimana pengaruh
politik mempengaruhi kebijakan dan implementasi dalam administrasi
negara. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi pengaruh politik yang tidak efektif dan meningkatkan transparansi. |
5 |
90 |
Teori Dinamika Organisasi (Lewin) |
Menilai bagaimana dinamika
dalam organisasi berperan dalam perubahan kebijakan dan struktur
pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki dinamika organisasi, meningkatkan kolaborasi dan
efektivitas kebijakan. |
5 |
91 |
Teori Kebijakan Publik Baru
(Schneider & Ingram) |
Menilai bagaimana kebijakan dapat
dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memperhatikan kebutuhan
kelompok tertentu. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat proses kebijakan yang lebih berbasis pada kesejahteraan
sosial. |
5 |
92 |
Teori Inovasi Organisasi (Tushman
& O'Reilly) |
Fokus pada bagaimana inovasi
dalam organisasi dapat mempengaruhi kebijakan dan proses administrasi
pemerintah. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong inovasi organisasi untuk meningkatkan kebijakan yang
lebih adaptif. |
5 |
93 |
Teori Desentralisasi (Ostrom) |
Menilai bagaimana desentralisasi
kebijakan dan kekuasaan mempengaruhi implementasi kebijakan publik di tingkat
lokal. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat proses desentralisasi, memberikan lebih banyak wewenang
ke tingkat daerah. |
5 |
94 |
Teori Perilaku Organisasi (Schein) |
Menggambarkan bagaimana perilaku
individu dan kelompok dalam organisasi mempengaruhi kebijakan dan proses
pengambilan keputusan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kebudayaan organisasi untuk mendukung perubahan
kebijakan yang lebih baik. |
5 |
95 |
Teori Sistem Terbuka (Katz &
Kahn) |
Menggambarkan bagaimana organisasi
berinteraksi dengan lingkungan luar untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
eksternal. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan eksternal
dalam kebijakan. |
5 |
96 |
Teori Hukum dan Kebijakan Publik
(Elmore) |
Menilai bagaimana hukum dan
regulasi mempengaruhi implementasi kebijakan publik di berbagai
tingkatan pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memfasilitasi penegakan hukum yang lebih jelas dalam
implementasi kebijakan. |
5 |
97 |
Teori Perubahan Paradigma (Kuhn) |
Mengkaji bagaimana perubahan
paradigma dalam organisasi dan kebijakan dapat terjadi melalui transisi
besar dalam struktur pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memfasilitasi perubahan paradigma dalam cara kebijakan
diimplementasikan. |
5 |
98 |
Teori Pembelajaran Organisasi
(Argyris) |
Fokus pada bagaimana organisasi
belajar dari pengalaman dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
efektivitas. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat proses pembelajaran dalam organisasi pemerintahan,
meningkatkan kebijakan. |
5 |
99 |
Teori Ekonomi Kebijakan (Stiglitz) |
Menggambarkan bagaimana pertimbangan
ekonomi mempengaruhi keputusan kebijakan dan alokasi sumber daya dalam
sektor publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan alokasi sumber daya yang lebih efisien dan berbasis
pada analisis ekonomi. |
5 |
100 |
Teori Kebijakan Multilevel (Hooghe
& Marks) |
Mengkaji bagaimana kebijakan
publik dapat dijalankan pada berbagai tingkat pemerintahan, dari lokal hingga
global. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendukung kebijakan multilevel, memperbaiki koordinasi antara
pusat dan daerah. |
5 |
|||||
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
101 |
Teori Kapabilitas Pemerintah
(Fukuyama) |
Menilai pentingnya kapabilitas
organisasi negara dalam menerapkan kebijakan publik secara efektif. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kapabilitas pemerintah untuk menjalankan kebijakan
dengan lebih efisien. |
5 |
102 |
Teori Organisasi dan Pemrograman
(Simon) |
Menggambarkan bagaimana organisasi
menggunakan struktur dan prosedur untuk merumuskan kebijakan dan
implementasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki proses pemrograman kebijakan dan meningkatkan
koordinasi antar lembaga. |
5 |
103 |
Teori Kompetisi Organisasi
(Porter) |
Fokus pada bagaimana kompetisi
antar lembaga pemerintah dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan
distribusi sumber daya. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki koordinasi antar lembaga dan mengurangi kompetisi
negatif. |
4 |
104 |
Teori Jaringan Pemerintahan
(O'Toole) |
Mengkaji bagaimana jaringan
antar organisasi dalam pemerintahan bekerja untuk implementasi kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat jaringan antar kementerian, meningkatkan koordinasi
dan sinergi dalam implementasi kebijakan. |
5 |
105 |
Teori Organisasi sebagai Sistem
(Ackoff) |
Fokus pada organisasi sebagai sistem
yang saling terkait dalam mencapai tujuan kebijakan publik yang lebih
baik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki sistem organisasi dalam pemerintah untuk mencapai
tujuan bersama dengan lebih baik. |
5 |
106 |
Teori Tata Kelola yang Baik (Good
Governance) |
Menggambarkan prinsip tata
kelola yang baik dalam pemerintahan untuk memastikan transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki tata kelola pemerintah dengan lebih menekankan pada
transparansi dan akuntabilitas. |
5 |
107 |
Teori Pembangunan Pemerintahan
(Hirschman) |
Menilai bagaimana pembangunan
sistem pemerintahan mempengaruhi kebijakan publik dan administrasi
negara. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong pembangunan pemerintahan yang lebih responsif terhadap
kebutuhan masyarakat. |
5 |
108 |
Teori Politik dan Kebijakan Publik
(Lindblom) |
Fokus pada bagaimana proses
politik mempengaruhi pembuatan kebijakan publik dan pengaruhnya terhadap
struktur pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi pengaruh politik yang menghambat implementasi
kebijakan yang lebih efektif. |
4 |
109 |
Teori Manajemen Sumber Daya Publik
(Pfeffer) |
Menilai bagaimana organisasi
pemerintah mengelola sumber daya manusia, keuangan, dan teknologi
untuk merancang kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengelolaan sumber daya publik, meningkatkan
efisiensi implementasi kebijakan. |
5 |
110 |
Teori Kepemimpinan dalam
Organisasi Publik (Bass) |
Fokus pada kepemimpinan
dalam organisasi publik dan bagaimana pengaruhnya terhadap perubahan
organisasi dan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kepemimpinan dalam setiap kementerian untuk merancang
dan mengimplementasikan kebijakan yang lebih baik. |
5 |
111 |
Teori Hubungan Antar-Pemerintah
(Bardach) |
Mengkaji bagaimana hubungan antar
tingkat pemerintahan (pusat, daerah) berperan dalam implementasi kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki hubungan antar pemerintah pusat dan daerah untuk
kebijakan yang lebih efektif. |
5 |
112 |
Teori Pembelajaran Organisasi
(Nonaka) |
Menilai bagaimana organisasi
pemerintahan dapat melakukan pembelajaran organisasi untuk
meningkatkan efektivitas dan adaptasi kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat pembelajaran dalam organisasi pemerintah,
meningkatkan efisiensi kebijakan. |
5 |
113 |
Teori Strategi Kebijakan
(Mintzberg) |
Fokus pada strategi dalam
pengambilan keputusan kebijakan dan bagaimana strategi itu diterjemahkan ke
dalam tindakan dalam organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki strategi kebijakan, memungkinkan kebijakan yang
lebih terarah dan adaptif. |
5 |
114 |
Teori Birokrasi Modern (Weber) |
Menggambarkan bagaimana birokrasi
yang efisien mempengaruhi pengelolaan pemerintahan dan implementasi kebijakan
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur birokrasi untuk lebih efisien dalam
pengelolaan kebijakan. |
5 |
115 |
Teori Integrasi Kebijakan
(Kingdon) |
Menilai bagaimana perubahan
kebijakan dapat terjadi melalui integrasi agenda, alternatif kebijakan,
dan dukungan politik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan integrasi kebijakan, mempercepat pengambilan
keputusan yang lebih efektif. |
5 |
116 |
Teori Manajemen Kinerja Sektor Publik
(Kaplan & Norton) |
Menggambarkan bagaimana manajemen
kinerja sektor publik dapat meningkatkan hasil dari kebijakan yang
diterapkan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki manajemen kinerja, meningkatkan efektivitas
kebijakan yang diterapkan. |
5 |
117 |
Teori Ekonomi Kebijakan Publik
(Stiglitz) |
Menganalisis bagaimana faktor
ekonomi mempengaruhi pembuatan kebijakan publik dan struktur pemerintahan
yang efisien. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki aspek ekonomi dalam kebijakan, meningkatkan alokasi
sumber daya yang lebih efisien. |
5 |
118 |
Teori Politik Desentralisasi
(Rondinelli) |
Fokus pada bagaimana desentralisasi
memberi dampak pada implementasi kebijakan di tingkat lokal dan pusat. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat desentralisasi kekuasaan untuk memberikan lebih
banyak otonomi pada daerah. |
5 |
119 |
Teori Pemerintahan Digital (Heeks) |
Mengkaji bagaimana teknologi
digital mempengaruhi kebijakan dan implementasi administrasi publik yang
lebih efisien. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat transformasi digital, memungkinkan pelayanan publik
yang lebih cepat dan transparan. |
5 |
120 |
Teori Keterlibatan Stakeholder
(Freeman) |
Menggambarkan bagaimana keterlibatan
stakeholder dalam proses kebijakan mempengaruhi kualitas keputusan dan
implementasi kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan keterlibatan stakeholder, memperkuat kolaborasi
antara pemerintah dan masyarakat. |
5 |
|||||
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
121 |
Teori Kebijakan Regulatori (Laws
& Rulemaking) |
Menilai bagaimana peraturan
dan kebijakan baru mempengaruhi struktur administrasi publik, terutama dalam
peraturan kementerian. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempengaruhi pembuatan regulasi yang lebih efektif dan sesuai
dengan kebutuhan kebijakan. |
5 |
122 |
Teori Manajemen Inovasi Publik
(Mulgan) |
Mengkaji bagaimana inovasi dalam
manajemen sektor publik dapat memperbaiki efisiensi dan kualitas kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong inovasi dalam manajemen publik, yang mempercepat
implementasi kebijakan. |
5 |
123 |
Teori Governance dan
Neoliberalisme (Bobbio) |
Menilai bagaimana prinsip-prinsip
neoliberalisme mempengaruhi tata kelola sektor publik dan kebijakan
pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi birokrasi dan meningkatkan efisiensi tata kelola yang
lebih berbasis pasar. |
4 |
124 |
Teori Legitimasi (Suchman) |
Menilai bagaimana legitimasi
dari berbagai aktor dan institusi mempengaruhi implementasi kebijakan dan
perubahan organisasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat legitimasi kebijakan, meningkatkan kepercayaan publik
terhadap pemerintahan. |
5 |
125 |
Teori Analisis Kebijakan (Sabatier
& Jenkins-Smith) |
Fokus pada analisis kebijakan
dan bagaimana aktor dan struktur mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki proses analisis kebijakan, meningkatkan pemahaman
tentang perubahan yang diperlukan. |
5 |
126 |
Teori Sinergi Sektor Publik
(Ostrom) |
Menggambarkan bagaimana sinergi
antar sektor dapat mempengaruhi kebijakan publik yang lebih holistik dan
integratif. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat sinergi antar kementerian, meningkatkan kerjasama dan
efektivitas kebijakan. |
5 |
127 |
Teori Kebijakan Partisipatif (Pateman) |
Menilai bagaimana partisipasi
masyarakat dalam pembuatan kebijakan dapat meningkatkan kualitas dan
efektivitas kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki partisipasi publik, memperkuat pengaruh masyarakat
dalam pembuatan kebijakan. |
5 |
128 |
Teori Kepemimpinan Transformatif
(Bass) |
Menggambarkan bagaimana kepemimpinan
transformatif mempengaruhi pengembangan kebijakan dan perubahan
organisasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kepemimpinan transformatif, mendorong perubahan
kebijakan yang lebih progresif. |
5 |
129 |
Teori Pembelajaran Sosial
(Bandura) |
Menilai bagaimana pembelajaran
sosial dalam organisasi mempengaruhi adopsi kebijakan dan transformasi
organisasi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat pembelajaran sosial, meningkatkan kapasitas
pemerintah dalam menyelesaikan masalah publik. |
5 |
130 |
Teori Strukturasi (Giddens) |
Menggambarkan bagaimana struktur
sosial dan interaksi antar individu mempengaruhi organisasi dan kebijakan
dalam pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur sosial dalam pemerintahan, meningkatkan
interaksi antar aktor pemerintahan. |
5 |
131 |
Teori Konflik Sosial (Marx) |
Fokus pada bagaimana konflik
sosial mempengaruhi kebijakan dan keputusan dalam organisasi sektor
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat membantu mengurangi konflik sosial dan meningkatkan koordinasi
dalam implementasi kebijakan. |
4 |
132 |
Teori Pembentukan Negara (Tilly) |
Menggambarkan bagaimana negara
membentuk institusi-institusi baru dan memperbaiki struktur
pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat struktur pemerintahan, memberikan fleksibilitas yang
lebih baik dalam pengelolaan kebijakan. |
5 |
133 |
Teori Tata Kelola Kolaboratif
(Ansell & Gash) |
Menilai bagaimana kolaborasi
antar berbagai aktor dalam pemerintahan dan masyarakat dapat memperbaiki
kebijakan publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kolaborasi antar aktor, mempercepat pencapaian
tujuan kebijakan publik. |
5 |
134 |
Teori Teknologi dan Kebijakan
(Anderson) |
Mengkaji bagaimana teknologi
informasi mempengaruhi kebijakan dan pengelolaan administrasi publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat penerapan teknologi dalam administrasi pemerintahan
dan kebijakan publik. |
5 |
135 |
Teori Sumber Daya Manusia (Ulrich) |
Fokus pada bagaimana pengelolaan
sumber daya manusia mempengaruhi efektivitas organisasi dalam sektor
publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki manajemen sumber daya manusia, meningkatkan kinerja
organisasi pemerintahan. |
5 |
136 |
Teori Kewirausahaan Publik
(Bovaird & Löffler) |
Menilai bagaimana kewirausahaan
dalam sektor publik mempengaruhi pembuatan kebijakan yang lebih inovatif dan
efisien. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kewirausahaan publik, mempercepat inovasi dalam
pembuatan kebijakan. |
5 |
137 |
Teori Administrasi Publik
Berorientasi Hasil (Moynihan) |
Menggambarkan bagaimana orientasi
hasil dalam administrasi publik mempengaruhi pengukuran dan evaluasi
kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan orientasi hasil, memperbaiki sistem evaluasi
kebijakan publik. |
5 |
138 |
Teori Pembangunan Berkelanjutan
(Sachs) |
Fokus pada bagaimana pembangunan
berkelanjutan mempengaruhi kebijakan pemerintah dan organisasi sektor
publik dalam jangka panjang. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong pembangunan berkelanjutan, mendukung kebijakan yang
lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. |
5 |
139 |
Teori Hubungan Pemerintah dan
Swasta (Partnership Theory) |
Mengkaji bagaimana kerjasama
antara sektor publik dan swasta dapat mempengaruhi kebijakan dan
pengelolaan sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kerjasama pemerintah dan swasta, mempercepat
implementasi kebijakan yang lebih efektif. |
5 |
140 |
Teori Kompleksitas Organisasi
(Plowman & Duchon) |
Menilai bagaimana kompleksitas
dalam organisasi pemerintahan dapat mempengaruhi kebijakan dan pengelolaan
administrasi negara. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi kompleksitas organisasi, menciptakan struktur yang
lebih efisien untuk pengambilan keputusan kebijakan. |
5 |
|||||
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
141 |
Teori Ketergantungan (Dependency
Theory) |
Menilai bagaimana ketergantungan
antar lembaga pemerintah mempengaruhi kebijakan publik dan perubahan
organisasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi ketergantungan antar lembaga, meningkatkan koordinasi dan
efisiensi. |
5 |
142 |
Teori Konsensus dalam Kebijakan
(Haas) |
Menggambarkan bagaimana konsensus
antar aktor dalam pembuatan kebijakan dapat mempercepat implementasi dan
keberhasilan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat konsensus kebijakan, memastikan kebijakan lebih mudah
diterima dan dilaksanakan. |
5 |
143 |
Teori Pengambilan Keputusan
Rasional (Simon) |
Fokus pada pengambilan keputusan
yang rasional dalam konteks administrasi publik dan kebijakan pemerintah. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menciptakan struktur pengambilan keputusan yang lebih rasional dan
efisien. |
5 |
144 |
Teori Pemrograman Kebijakan
(Kingdon) |
Menilai bagaimana agendasetting
dan kebijakan diubah berdasarkan konteks politik dan sosial yang berkembang. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan pemrograman kebijakan yang lebih fleksibel dan
responsif terhadap perubahan sosial. |
5 |
145 |
Teori Implementasi Kebijakan
(Pressman & Wildavsky) |
Fokus pada tantangan
implementasi kebijakan dalam organisasi publik, terutama pada perubahan
besar seperti nomenklatur kementerian. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki implementasi kebijakan, mengurangi hambatan dan
meningkatkan efektivitasnya. |
5 |
146 |
Teori Sistem Kompleks (Miller
& Page) |
Mengkaji bagaimana kompleksitas
sistem pemerintahan dapat mempengaruhi perubahan kebijakan dan struktur
organisasi pemerintah. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki struktur organisasi dalam sistem pemerintahan yang
lebih kompleks. |
5 |
147 |
Teori Ekonomi Kebijakan (Tullock) |
Fokus pada analisis ekonomi
kebijakan dan dampak ekonomi dari kebijakan sektor publik terhadap
masyarakat dan pemerintah. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat membantu menciptakan kebijakan yang lebih efisien secara ekonomi,
mengurangi pemborosan. |
5 |
148 |
Teori Komunikasi Kebijakan
(Coleman & Katz) |
Menggambarkan bagaimana komunikasi
antar lembaga dan publik mempengaruhi pemahaman dan implementasi
kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki saluran komunikasi, meningkatkan transparansi dan
partisipasi masyarakat. |
5 |
149 |
Teori Evaluasi Kebijakan (Chen
& Rossi) |
Fokus pada evaluasi kebijakan
yang dilakukan untuk mengukur efektivitas kebijakan setelah implementasi
perubahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki sistem evaluasi kebijakan, meningkatkan
akuntabilitas dalam implementasi kebijakan. |
5 |
150 |
Teori Ketidakpastian dalam
Kebijakan (Wildavsky) |
Menilai bagaimana ketidakpastian
dalam proses pembuatan kebijakan mempengaruhi keputusan politik dan
administratif. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat membantu mengurangi ketidakpastian dengan memperjelas tanggung
jawab dan fungsi kementerian. |
5 |
151 |
Teori Keberlanjutan Organisasi
(Aldrich & Pfeffer) |
Menilai bagaimana keberlanjutan
organisasi di sektor publik dapat dipengaruhi oleh perubahan struktur dan
kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki keberlanjutan organisasi, membuatnya lebih adaptif
terhadap perubahan sosial dan ekonomi. |
5 |
152 |
Teori Kebijakan Adaptif (Folke et
al.) |
Fokus pada kemampuan adaptasi
dalam pembuatan dan implementasi kebijakan, terutama dalam menghadapi
perubahan yang cepat. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan kemampuan adaptasi pemerintah terhadap perubahan
global dan domestik. |
5 |
153 |
Teori Tata Kelola Multi-Tingkat
(Marks & Hooghe) |
Menggambarkan bagaimana tata
kelola multi-tingkat (pusat dan daerah) mempengaruhi kebijakan publik
dalam konteks desentralisasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan koordinasi antar tingkatan pemerintahan, memperkuat
kebijakan di tingkat daerah. |
5 |
154 |
Teori Keputusan Grup (Gibson) |
Menilai bagaimana pengambilan
keputusan kolektif di dalam organisasi pemerintahan mempengaruhi
kebijakan dan implementasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki keputusan grup dengan meningkatkan kolaborasi dan
mengurangi konflik. |
5 |
155 |
Teori Kolaborasi dalam Kebijakan
(Sowa & Selden) |
Fokus pada bagaimana kolaborasi
antar aktor sektor publik dapat mempercepat perubahan kebijakan yang
lebih efektif. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kolaborasi antar kementerian, mempercepat
implementasi kebijakan yang lebih integratif. |
5 |
156 |
Teori Analisis Lingkungan
Kebijakan (Lundvall) |
Menilai bagaimana konteks
lingkungan mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dan struktur
organisasi dalam pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki penyesuaian kebijakan dengan kondisi lingkungan
sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang. |
5 |
157 |
Teori Keberagaman dalam Organisasi
(Cox & Blake) |
Fokus pada bagaimana keberagaman
dalam organisasi pemerintahan mempengaruhi pengambilan keputusan dan
efektivitas kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki keberagaman organisasi, menciptakan kebijakan yang
lebih inklusif dan beragam. |
5 |
158 |
Teori Manajemen Risiko
Pemerintahan (Renn) |
Menggambarkan bagaimana manajemen
risiko dalam kebijakan publik dapat mengurangi ketidakpastian dan
meningkatkan efektivitas kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki manajemen risiko, membantu pemerintah dalam
mengatasi tantangan yang lebih besar dan lebih kompleks. |
5 |
159 |
Teori Transformasi Digital
Pemerintah (Westerman et al.) |
Menilai bagaimana transformasi
digital dalam pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi
dalam pengelolaan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat transformasi digital dalam pemerintahan,
meningkatkan pelayanan publik dan efisiensi operasional. |
5 |
160 |
Teori Transformasi Sosial
(Giddens) |
Fokus pada bagaimana transformasi
sosial dapat mempengaruhi kebijakan dan perubahan dalam administrasi
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memfasilitasi transformasi sosial, memungkinkan kebijakan yang
lebih responsif terhadap perubahan sosial. |
5 |
|||||
o. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
161 |
Teori Kepemimpinan Pemerintahan
(Terry) |
Menilai bagaimana kepemimpinan
pemerintahan mempengaruhi perubahan kebijakan dan administrasi publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kepemimpinan pemerintahan, mempermudah pengambilan
keputusan dan implementasi kebijakan. |
5 |
162 |
Teori Kelembagaan (North) |
Fokus pada bagaimana struktur
kelembagaan dan perubahan organisasi mempengaruhi kebijakan dan
administrasi sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menciptakan struktur kelembagaan yang lebih efisien,
meningkatkan efektivitas kebijakan. |
5 |
163 |
Teori Manajemen Perubahan (Kotter) |
Menggambarkan bagaimana manajemen
perubahan dalam organisasi sektor publik dapat memfasilitasi transisi
dalam kebijakan dan struktur. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
memerlukan strategi manajemen perubahan yang efektif untuk
meminimalkan resistensi dan meningkatkan kesuksesan implementasi. |
5 |
164 |
Teori Pembelajaran Organisasi
(Argyris & Schön) |
Fokus pada bagaimana pembelajaran
dalam organisasi dapat memperbaiki kebijakan dan praktik administrasi
publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki proses pembelajaran organisasi, membantu adaptasi
terhadap kebijakan yang lebih efisien. |
5 |
165 |
Teori Kebijakan Inovasi (Rogers) |
Menggambarkan bagaimana inovasi
kebijakan dapat diterapkan di sektor publik untuk memperbaiki kinerja
pemerintah dan respons terhadap masyarakat. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong inovasi kebijakan yang lebih responsif terhadap
kebutuhan masyarakat. |
5 |
166 |
Teori Perubahan Birokrasi (Weber) |
Fokus pada bagaimana perubahan
birokrasi dapat mempengaruhi struktur dan organisasi dalam administrasi
publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat membantu mengurangi birokrasi yang berlebihan, menciptakan
struktur yang lebih gesit dan responsif. |
5 |
167 |
Teori Pemrograman Linier (Dantzig) |
Fokus pada bagaimana pemrograman
linier dapat digunakan dalam pengambilan keputusan kebijakan untuk
memaksimalkan efisiensi. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki proses perencanaan kebijakan, memastikan bahwa
sumber daya digunakan secara optimal. |
5 |
168 |
Teori Kinerja Organisasi (Kaplan
& Norton) |
Menilai bagaimana kinerja
organisasi sektor publik diukur dan diperbaiki melalui kebijakan dan
struktur yang ada. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengukuran kinerja dan memastikan bahwa kebijakan
lebih sesuai dengan tujuan pemerintah. |
5 |
169 |
Teori Analisis Stakeholder
(Freeman) |
Fokus pada bagaimana analisis
stakeholder dapat digunakan untuk memastikan bahwa perubahan dalam
organisasi dan kebijakan memenuhi kebutuhan berbagai pihak. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengelolaan stakeholder, meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas kebijakan. |
5 |
170 |
Teori Demokrasi Partisipatif
(Pateman) |
Menggambarkan bagaimana partisipasi
masyarakat dalam pembuatan kebijakan meningkatkan kualitas dan
keberhasilan kebijakan pemerintah. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat partisipasi publik dalam proses kebijakan, memastikan
keberhasilan dan penerimaan yang lebih besar. |
5 |
171 |
Teori Keterhubungan Sosial
(Granovetter) |
Fokus pada bagaimana keterhubungan
sosial antara individu dan organisasi mempengaruhi kebijakan dan
keputusan dalam administrasi publik. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki keterhubungan antar lembaga, memperkuat jaringan
kolaboratif dalam pembuatan kebijakan. |
5 |
172 |
Teori Etika dalam Kebijakan Publik
(Stone) |
Menggambarkan bagaimana etika
dalam pembuatan kebijakan mempengaruhi transparansi, akuntabilitas, dan
keadilan dalam pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki etika dalam kebijakan publik, meningkatkan
integritas dan kepercayaan publik terhadap pemerintah. |
5 |
173 |
Teori Keputusan Rasional
(Lindblom) |
Fokus pada bagaimana proses
pengambilan keputusan yang rasional mempengaruhi pembuatan kebijakan
publik dan struktur organisasi sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat menciptakan proses pengambilan keputusan yang lebih rasional dan
terstruktur, meningkatkan efektivitas kebijakan. |
5 |
174 |
Teori Negara Pembangunan (Evans
& Rauch) |
Fokus pada bagaimana negara
yang efektif berfungsi dalam pembuatan kebijakan dan manajemen
administrasi publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kapasitas negara dalam merumuskan kebijakan pembangunan
yang lebih efektif dan efisien. |
5 |
175 |
Teori Perubahan Sosial (Tilly) |
Menilai bagaimana perubahan
sosial dapat mempengaruhi perubahan struktur dan kebijakan dalam sektor
publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memfasilitasi perubahan sosial yang lebih inklusif, mendorong
kebijakan yang lebih responsif terhadap perubahan masyarakat. |
5 |
176 |
Teori Partisipasi dalam
Pengambilan Keputusan (Arnstein) |
Fokus pada partisipasi publik
dalam proses pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap kualitas dan
keberhasilan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan,
meningkatkan inklusivitas dan keberlanjutan kebijakan. |
5 |
177 |
Teori Perubahan Paradigma (Kuhn) |
Menggambarkan bagaimana perubahan
paradigma dalam pemikiran dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan dan
struktur organisasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat perubahan paradigma dalam administrasi publik,
menciptakan kebijakan yang lebih modern dan progresif. |
5 |
178 |
Teori Resiliensi Sosial (Adger) |
Fokus pada bagaimana resiliensi
sosial mempengaruhi kebijakan dan struktur organisasi dalam menghadapi
krisis atau perubahan besar. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan resiliensi sosial dalam menghadapi perubahan besar
atau krisis, mempercepat pemulihan dan adaptasi kebijakan. |
5 |
179 |
Teori Proses Sosial dalam
Kebijakan (Kingdon) |
Fokus pada bagaimana proses
sosial dan dinamika kelompok mempengaruhi pembentukan kebijakan dan
perubahan organisasi sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempengaruhi proses sosial dalam kebijakan publik, memperbaiki
interaksi antar aktor kebijakan. |
5 |
180 |
Teori Inovasi Organisasi (Schein) |
Menggambarkan bagaimana inovasi
dalam organisasi dapat mempengaruhi pengelolaan kebijakan dan perubahan
dalam struktur administrasi publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mendorong inovasi dalam pengelolaan kebijakan, mempercepat
penerapan teknologi dan pendekatan baru dalam administrasi publik. |
5 |
|||||
. |
Teori |
Relevansi
terhadap Nomenklatur Kementerian |
Skor
Relevansi (1-5) |
Implikasi
Perubahan Nomenklatur |
Skor
Implikasi Perubahan (1-5) |
|||||
181 |
Teori Kompleksitas Organisasi
(Katz & Kahn) |
Menilai bagaimana kompleksitas
organisasi mempengaruhi pengambilan keputusan dan penerapan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi kompleksitas dan menciptakan struktur yang lebih
jelas dan efisien. |
5 |
182 |
Teori Politik Bureaucratic
(Bureaucratic Politics Model) |
Fokus pada bagaimana politik
birokratik dapat mempengaruhi kebijakan publik dan perubahan dalam
organisasi pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi konflik birokratik, mempercepat proses pembuatan
kebijakan. |
5 |
183 |
Teori Struktur Sosial (Giddens) |
Menggambarkan bagaimana struktur
sosial dan hubungan antar lembaga mempengaruhi keputusan kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan koordinasi antar lembaga, mempercepat implementasi
kebijakan. |
5 |
184 |
Teori Penciptaan Kebijakan (Cohen,
March & Olsen) |
Menilai bagaimana proses
penciptaan kebijakan dilakukan dalam organisasi publik dan bagaimana hal
itu dipengaruhi oleh struktur dan dinamika internal. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki proses penciptaan kebijakan, meningkatkan efisiensi
dan efektivitas. |
5 |
185 |
Teori Kepemimpinan
Transformasional (Bass) |
Fokus pada kepemimpinan
transformasional yang dapat mengubah cara organisasi bekerja dan
mempengaruhi budaya kerja serta hasil kebijakan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kepemimpinan transformasional, mengarah pada
kebijakan yang lebih responsif dan adaptif. |
5 |
186 |
Teori Pembelajaran Sosial
(Bandura) |
Menilai bagaimana pembelajaran
sosial dan pengaruh sosial mempengaruhi kebijakan dan perubahan dalam
organisasi pemerintahan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan pembelajaran sosial, memperkuat koordinasi dan
komunikasi antar lembaga. |
5 |
187 |
Teori Transisi Sosial (Luhmann) |
Menggambarkan bagaimana transisi
sosial mempengaruhi kebijakan publik dan struktur organisasi dalam
pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mempercepat transisi sosial, memfasilitasi kebijakan yang lebih
responsif terhadap perubahan sosial. |
5 |
188 |
Teori Kesejahteraan Sosial (Sen) |
Fokus pada kesejahteraan sosial
sebagai tujuan utama kebijakan sektor publik dan bagaimana kebijakan tersebut
dipengaruhi oleh struktur pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat orientasi kesejahteraan sosial, meningkatkan kualitas
kebijakan untuk rakyat. |
5 |
189 |
Teori Teori Relevansi Sosial
(Cohen & Stewart) |
Fokus pada bagaimana relevansi
sosial mempengaruhi keberhasilan kebijakan publik dalam konteks perubahan
sosial dan ekonomi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan relevansi sosial kebijakan, membuat kebijakan lebih
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. |
5 |
190 |
Teori Kontrol Sosial (Durkheim) |
Fokus pada bagaimana kontrol
sosial di dalam struktur pemerintahan mempengaruhi pengelolaan kebijakan
dan pengawasan implementasi kebijakan. |
4 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki kontrol sosial, meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi dalam pemerintahan. |
5 |
191 |
Teori Manajemen Proyek Publik
(Morris & Pinto) |
Menggambarkan bagaimana manajemen
proyek di sektor publik dapat diperbaiki dengan adanya perubahan dalam
struktur kementerian. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan manajemen proyek, mempercepat implementasi
kebijakan yang berbasis proyek. |
5 |
192 |
Teori Pembentukan Kelompok (Tajfel
& Turner) |
Menilai bagaimana proses
pembentukan kelompok dalam organisasi sektor publik dapat mempengaruhi
kebijakan dan pengambilan keputusan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki dinamika kelompok antar lembaga, memperkuat
kerjasama dalam kebijakan. |
5 |
193 |
Teori Etika Profesi dalam
Administrasi Publik (Gibelman) |
Fokus pada bagaimana etika
profesi di dalam administrasi publik dapat mempengaruhi keputusan
kebijakan dan administrasi sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki etika profesi dalam pembuatan dan implementasi
kebijakan, meningkatkan transparansi. |
5 |
194 |
Teori Kewirausahaan Pemerintah
(Hood & Jackson) |
Fokus pada kewirausahaan sektor
publik, menciptakan kebijakan yang lebih inovatif dan responsif terhadap
tantangan ekonomi dan sosial. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kewirausahaan pemerintah, mendorong kebijakan yang
lebih berorientasi pada hasil dan inovatif. |
5 |
195 |
Teori Diferensiasi Organisasi
(Hage) |
Menilai bagaimana diferensiasi
organisasi mempengaruhi pengelolaan kebijakan dan struktur administrasi
dalam organisasi sektor publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat mengurangi diferensiasi yang berlebihan, menciptakan struktur
yang lebih sederhana dan efektif. |
5 |
196 |
Teori Modal Sosial (Bourdieu) |
Fokus pada modal sosial dan
bagaimana hubungan antar aktor dalam masyarakat dan pemerintahan dapat
mempengaruhi kebijakan dan implementasi. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat modal sosial antar lembaga, meningkatkan jaringan
kolaborasi yang lebih efektif. |
5 |
197 |
Teori Politik Pembangunan
(Fukuyama) |
Menilai bagaimana politik
pembangunan di negara-negara berkembang mempengaruhi kebijakan sektor
publik dan struktur pemerintahan. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan politik pembangunan, memperkuat implementasi
kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. |
5 |
198 |
Teori Kepemimpinan Partisipatif
(Chavez) |
Menggambarkan bagaimana kepemimpinan
partisipatif dapat memperbaiki pengambilan keputusan dalam organisasi
pemerintah dan kebijakan publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperkuat kepemimpinan partisipatif, meningkatkan keberhasilan
kebijakan melalui keterlibatan publik. |
5 |
199 |
Teori Mobilisasi Politik (McAdam) |
Fokus pada bagaimana mobilisasi
politik dapat mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan, serta
adaptasi terhadap perubahan dalam administrasi publik. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat meningkatkan mobilisasi politik, mempercepat implementasi
kebijakan yang responsif terhadap tekanan politik. |
5 |
200 |
Teori Pengelolaan Kebijakan Publik
(Peters) |
Fokus pada pengelolaan
kebijakan publik, mengoptimalkan penerapan kebijakan melalui analisis dan
perencanaan yang efektif. |
5 |
Perubahan nomenklatur kementerian
dapat memperbaiki pengelolaan kebijakan, meningkatkan koordinasi dan
efisiensi dalam implementasi kebijakan publik. |
5 |
No comments:
Post a Comment