Eko Susilo, S.T, C.FAP, C.RM, C.FLS.. (akademik dan non akademik- 081535327473) Tidak merasa lebih tahu, tapi berusaha untuk tahu itu adalah baik. Anggota IAI, (Anggota IRMAPA/GRC (Indonesia Risk Management Professional Association-Governance, Risk, & Compliance), Anggota IAMI (Institut Akuntan Manajemen Indonesia, Anggota ISI (Ikatan Surveyor Indonesia) : tulisannya : apa aja dalam Catatanku ini
Sunday, February 16, 2025
Saturday, February 15, 2025
TCM Model : Fit best
Tax Compliance Model (TCM) untuk Deteksi Penghindaran Pajak
✅ Apa itu Model Kepatuhan Pajak (TCM)?
Tax Compliance Model (TCM) adalah model yang digunakan untuk menganalisis :
- Mendeteksi penghindaran pajak, ketidakpatuhan, atau manipulasi pajak .
- Membandingkan pajak yang dilaporkan, laba bersih, arus kas, dan rasio pajak terhadap industri .
📌 Indikator dalam Model Kepatuhan Pajak
1️⃣ Rasio Pajak terhadap Laba Bersih (Tarif Pajak Efektif - ETR)
💡 Jika ETR terlalu rendah dibandingkan standar industri, bisa jadi ada indikasi penghindaran pajak.
2️⃣ Rasio Pajak terhadap Pendapatan
💡 Jika rasio ini sangat kecil, perusahaan mungkin melaporkan pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya.
3️⃣ Rasio Arus Kas terhadap Pajak yang Dibayar
💡 Jika perusahaan memiliki arus kas tinggi tetapi pajak rendah, bisa jadi ada skema penghindaran pajak.
📊 Membuat Model Kepatuhan Pajak untuk Analisis Pajak
Saya akan:
✅ Membuat data dummy perusahaan dengan laporan pajak .
✅ Menghitung indikator hadirnya pajak (ETR, Tax to Revenue, Cash Tax Ratio).
✅ Menentukan apakah ada indikasi penghindaran pajak.
🚀 Mari kita jalankan modelnya!
Hasil Analisis Tax Compliance Model (TCM) – Indikasi Penghindaran Pajak
Berdasarkan model TCM yang dibuat, ditemukan bahwa semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penghindaran pajak karena ETR (Effective Tax Rate) jauh di bawah standar normal (22%) .
📌 Ringkasan Temuan Model Kepatuhan Pajak
Perusahaan | ETR (Seharusnya 22%) | Rasio Pajak terhadap Pendapatan | Rasio Pajak Kas | Bendera Merah Pajak? |
---|---|---|---|---|
Alfa | 1,25% dari | 0,20% | 5,00% dari | ⚠ Ya |
Bahasa Inggris | 1,50% | 0,21% | 2,50% | ⚠ Ya |
Gamma | 1,60% | 0,20% | 4,00% | ⚠ Ya |
Delta | 1,50% | 0,23% | 2,57% | ⚠ Ya |
Epsilon | 1,22% | 0,15% | 4,40% | ⚠ Ya |
🔍 Indikasi Manipulasi Pajak
⚠ Semua perusahaan hanya membayar pajak 1.2% - 1.6% dari laba mereka, jauh dari tarif pajak normal 22%.
⚠ Tax to Revenue Ratio juga sangat kecil (0.15% - 0.23%), yang berarti pajak yang dimiliki hampir tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
⚠ Rasio Pajak Kas menunjukkan bahwa pajak yang dibayar hanya 2.5% - 5% dari arus kas operasi, yang sangat rendah untuk perusahaan dengan keuntungan tinggi.
🛠 Rekomendasi Audit & Investigasi Lanjutan
🔍 Audit Pajak Mendalam :
- Bandingkan laba sebelum pajak dengan pajak yang membayar untuk melihat apakah ada pengurangan pajak berlebihan atau skema transfer pricing .
- Periksa apakah ada penggunaan faktur pajak fiktif untuk menurunkan kewajiban pajak.
Akuntansi Forensik & Audit Digital :
- Periksa transaksi dengan perusahaan afiliasi untuk melihat apakah ada transfer laba ke perusahaan dengan pajak lebih rendah.
- Analisis laporan keuangan historis untuk melihat apakah pola pajak yang rendah ini sudah berlangsung lama.
🔍 Uji Kepatuhan Perpajakan :
- Bandingkan perusahaan ETR dengan rata-rata industri untuk melihat apakah ada kejanggalan dalam pembayaran pajak.
- Jika ditemukan selisih pajak yang besar , otoritas pajak bisa melakukan koreksi dan menagih pajak yang kurang dibayar.
🔥 Kesimpulan Akhir:
✔ Semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penghindaran pajak yang kuat.
✔ Perusahaan Alpha & Epsilon memiliki rasio pajak yang paling rendah.
Hasil
M Score Identifikasi Potensi Pajak
- Tren M-Score → Untuk melihat apakah perusahaan dengan skor tinggi memiliki pola khusus.
- Perbandingan Penjualan vs Piutang → Untuk melihat apakah peningkatan kepuasan tidak wajar.
- Pendapatan Bersih vs Arus Kas Operasi → Untuk melihat apakah laba meningkat tetapi arus kas stagnan.
- Potensi Pajak Terutang → Untuk memperjelas estimasi pajak yang kurang dibayar.
Interpretasi Grafik:
-
Tren Beneish M-Skor
- Semua perusahaan memiliki M-Score di atas -2.22 , yang berarti terindikasi manipulasi laporan keuangan .
- Perusahaan ke-4 memiliki M-Score tertinggi (0.6757) , yang menunjukkan risiko penipuan tertinggi .
-
Perbandingan Penjualan vs Piutang
- Piutang meningkat signifikan dibandingkan Penjualan , terutama pada perusahaan ke-3, ke-4, dan ke-5.
- Hal ini bisa menjadi indikasi pengakuan pendapatan yang agresif atau fiktif .
-
Laba Bersih vs Arus Kas Operasional
- Pendapatan Bersih jauh lebih tinggi dibandingkan Operasi Arus Kas , yang berarti ada kemungkinan manipulasi akrual .
- Idealnya, arus kas operasi seharusnya berbanding lurus dengan laba bersih.
-
Potensi Pajak Terutang
- Perusahaan ke-4 memiliki potensi pajak tertinggi (132,000) , yang bisa menjadi fokus utama pemeriksaan pajak.
Kesimpulan dan Rekomendasi:
✔ Semua perusahaan dalam dataset memiliki indikasi penipuan berdasarkan Beneish M-Score.
✔ Peningkatan perolehan yang lebih besar dari penjualan mengindikasikan potensi pengakuan pendapatan fiktif.
✔ Laba bersih yang lebih tinggi dari arus kas operasi menunjukkan kemungkinan manipulasi akrual.
✔ Total potensi pajak yang bisa dikoreksi: Rp 451,000.
✅ Rekomendasi:
- Audit lebih lanjut terhadap perusahaan dengan M-Score tertingg.
- Hasil Perhitungan Beneish M-Score dan Deteksi Fraud**
Beneish M-Score dihitung berdasarkan 8 indikator utama. Jika **M-Score > -2.22**, maka perusahaan terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan.
| Indeks | M-Skor | Indikator Penipuan | Keterangan |
|-------|---------|----------------|----------------------------|
| 0 | -1.7203 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score mendekati batas -2.22 |
| 1 | -1.6135 | **✅ Terindikasi Penipuan** | Indikasi manipulasi cukup kuat |
| 2 | -0,8879 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score tinggi, kemungkinan besar ada penipuan |
| 3 | 0,1804 | **✅ Terindikasi Penipuan** | M-Score positif, indikasi penipuan sangat tinggi |
| 4 | 0,6757 | **✅ Terindikasi Penipuan** | Skor tertinggi, kemungkinan manipulasi besar |
Temuan:
- Semua perusahaan dalam dataset memiliki M-Score lebih besar dari -2.22, sehingga semuanya terindikasi melakukan manipulasi laporan keuangan.
- Perusahaan ke-4 (indeks 4) memiliki M-Score tertinggi (0.6757), yang menunjukkan kemungkinan belum sesuai terbesar.
2. Akun Keuangan yang Berpotensi Bermasalah
Analisis lebih lanjut dilakukan pada akun-akun keuangan utama dari perusahaan yang terindikasi penipuan:
| Indeks | Penjualan | Piutang | Margin Kotor | Laba Bersih | Arus Kas Operasional | Potensi Pajak |
|-------|-----------------|---------------------|-------------|------------|---------------|--------------|
| 0 | 1.000.000 | 250.000 | 450.000 | 250.000 | 180.000 | 55.000 |
| 1 | 1.200.000 | 300.000 | 550.000 | 300.000 | 200.000 | 66.000 |
| 2 | 1.500.000 | 500.000 | 700.000 | 400.000 | 250.000 | 88.000 |
| 3 | 1.800.000 | 800.000 | 850.000 | 500.000 | 300.000 | 110.000 |
| 4 | 2.000.000 | 1.000.000 | 950.000 | 600.000 | 350.000 | 132.000 |
Temuan Utama:
1. Peningkatan Piutang (Piutang) yang Tidak Wajar
- Perusahaan dengan penjualan meningkat**, tetapi piutang naik drastis, bisa menunjukkan pengakuan pendapatan fiktif atau agresif.
- Misalnya, pada indeks 4, kredit naik hingga 50% dari penjualan (1 juta dari 2 juta).
2. Margin Kotor Tetap Tinggi
- Biasanya, saat penjualan meningkat, margin kotor bisa mengalami tekanan karena biaya produksi.
- Namun, dalam kasus ini, margin kotor tetap tinggi, yang bisa mengindikasikan perbedaan biaya produksi atau beban pokok penjualan.
3. Pendapatan Bersih yang Meningkat Tajam, tapi Arus Kas Relatif Lebih Rendah
- Jika laba bersih naik drastis tetapi arus kas operasi (cash flow ops) tidak naik sebanding, bisa jadi ada manipulasi akrual.
- Misalnya, pada indeks 4, laba bersih mencapai 600,000, tetapi arus kas operasi hanya 350,000.
3. Potensi Pajak yang Harus Dibayar
Jika laba yang dimanipulasi dikenakan pajak dengan tarif 22%, berikut potensi pajak yang harus dioperasikan:
| Indeks | Laba Bersih (Laba) | Potensi Pajak (22%) |
|-------|------------------|--------------------|
| 0 | 250.000 | 55.000 |
| 1 | 300.000 | 66.000 |
| 2 | 400.000 | 88.000 |
| 3 | 500.000 | 110.000 |
| 4 | 600.000 | 132.000 |
Total potensi pajak dari seluruh perusahaan: 451.000.
Jika terbukti manipulasi, maka total pajak yang bisa dikoreksi oleh otoritas pajak mencapai 451 ribu.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
Temuan utama:
✔ Semua perusahaan dalam dataset ini memiliki indikasi penipuan berdasarkan Beneish M-Score.
✔ Piutang meningkat signifikan → Bisa menunjukkan pengakuan pendapatan fiktif.
✔ Laba naik tajam, tapi arus kas tidak sebanding → Indikasi manipulasi akrual.
✔ Potensi pajak yang bisa dikoreksi: 451 ribu.
Rekomendasi:
✅ Audit lebih lanjut untuk memastikan tidak ada manipulasi pendapatan atau akrual yang berlebihan.
✅ Fokus pemeriksaan pada akun piutang dan arus kas operasi.
✅ Otoritas pajak dapat melakukan investigasi terhadap perusahaan dengan M-Score tertinggi untuk estimasi pajak tambahan.
impor panda sebagai pd
def hitung_skor_m(df):
"""
Menghitung Beneish M-Score dari DataFrame
"""
DSRI = df['Piutang_Saat Ini'] / df['Penjualan_Saat Ini'] / (df['Piutang_Sebelumnya'] / df['Penjualan_Sebelumnya'])
GMI = (df['Margin_Kotor_Sebelumnya'] / df['Margin_Kotor_Saat Ini'])
AQI = ((1 - (df['Aset_Lancar'] - df['PPE_Lancar'] - df['Piutang_Lancar']) / df['Aset_Lancar'])) / \
((1 - (df['Aset_Sebelumnya'] - df['PPE_Sebelumnya'] - df['Piutang_Sebelumnya']) / df['Aset_Sebelumnya']))
SGI = df['Penjualan_Saat Ini'] / df['Penjualan_Sebelumnya']
DEPI = (df['Penyusutan_Sebelumnya'] / (df['PPE_Sebelumnya'] + 1e-6)) / (df['Penyusutan_Saat Ini'] / (df['PPE_Saat Ini'] + 1e-6))
SGAI = (df['SGA_Saat Ini'] / df['Penjualan_Saat Ini']) / (df['SGA_Sebelumnya'] / df['Penjualan_Sebelumnya'])
TATA = (df['Pendapatan_Bersih'] - df['Operasi_Arus_Kas']) / df['Aset_Lancar']
LVGI = (df['Total_Kewajiban_Lancar'] / df['Total_Aset_Lancar']) / (df['Total_Kewajiban_Sebelumnya'] / df['Total_Aset_Sebelumnya'])
df['M_Score'] = (-4,84 + (0,92 * DSRI) + (0,528 * GMI) + (0,404 * AQI) +
(0,892 * SGI) + (0,115 * DEPI) - (0,172 * SGAI) + (4,679 * TATA) - (0,327 * LVGI))
kembali df
def mendeteksi_penipuan(df):
"""
Menentukan apakah ada indikasi manipulasi berdasarkan M-Score
"""
df['Indikator_Penipuan'] = df['Skor_M'] > -2,22
kembali df
def hitung_potensi_pajak(df, tarif_pajak=0,22):
"""
Menghitung potensi pajak terutang akibat laba penipuan
"""
df['Potensi_Pendapatan_Penipuan'] = df['Indikator_Penipuan'] * df['Pendapatan_Bersih']
df['Potensi_Pajak'] = df['Potensi_Pendapatan_Penipuan'] * tarif_pajak
kembali df
def menganalisis_akun_penipuan(df):
"""
Analisis potensi penipuan dari masing-masing akun keuangan
"""
akun_penipuan = df[df['Indikator_Penipuan']]
analisis = akun_penipuan[['Penjualan_Lancar', 'Piutang_Lancar', 'Margin_Kotor_Lancar',
'Pendapatan_Bersih', 'Arus_Kas_Operasi', 'Potensi_Pajak']]
analisis pengembalian
# Contoh penggunaan dengan DataFrame dummy yang menunjukkan indikasi penipuan
datanya = {
'Penjualan_Saat Ini': [1000000, 1200000, 1500000, 1800000, 2000000],
'Penjualan_Sebelumnya': [900000, 1000000, 1200000, 1500000, 1800000],
'Piutang_Lancar': [250000, 300000, 500000, 800000, 1000000], #Meningkat signifikan
'Piutang_Sebelumnya': [140000, 150000, 170000, 190000, 220000],
'Gross_Margin_Current': [450000, 550000, 700000, 850000, 950000], # Ditekan agar mempengaruhi GMI
'Margin_Kotor_Sebelumnya': [450000, 500000, 600000, 750000, 900000],
'Aset_Lancar': [5000000, 5500000, 6000000, 7000000, 8000000],
'Aset_Sebelumnya': [4800000, 5000000, 5500000, 6000000, 7000000],
'PPE_Saat Ini': [2000000, 2200000, 2500000, 3000000, 3500000],
'PPE_Sebelumnya': [1800000, 2000000, 2200000, 2500000, 3000000],
'Penyusutan_Saat Ini': [100000, 120000, 140000, 160000, 180000],
'Penyusutan_Sebelumnya': [90000, 100000, 120000, 140000, 160000],
'SGA_Saat Ini': [100000, 110000, 120000, 140000, 160000],
'SGA_Sebelumnya': [90000, 100000, 110000, 120000, 140000],
'Pendapatan_Bersih': [250000, 300000, 400000, 500000, 600000], #Laba meningkat signifikan
'Operasi_Arus_Kas': [180000, 200000, 250000, 300000, 350000],
'Total_Kewajiban_Lancar': [3000000, 3200000, 3500000, 4000000, 4500000],
'Total_Kewajiban_Sebelumnya': [2800000, 3000000, 3200000, 3500000, 4000000],
'Total_Aset_Lancar': [5000000, 5500000, 6000000, 7000000, 8000000],
'Total_Aset_Sebelumnya': [4800000, 5000000, 5500000, 6000000, 7000000]
}
df = pd.DataFrame(data)
df = hitung_skor_m(df)
df = deteksi_penipuan(df)
df = hitung_potensi_pajak(df)
analisis_penipuan = analisis_akun_penipuan(df)
cetak(df[['M_Score', 'Indikator_Penipuan', 'Potensi_Pajak']])
cetak(analisis_penipuan)
Thursday, February 13, 2025
TCRS-
Data dummy selama 5 tahun berturut-turut dengan perhitungan Tax Compliance Risk Score (TCRS). Saya akan membuatnya berdasarkan faktor-faktor berikut:
- ETR (Effective Tax Rate) = Pajak Dibayar / Laba Sebelum Pajak
- DR (Debt Ratio) = Total Liabilitas / Total Aset
- VAR (Variabilitas Pendapatan) = Standar deviasi pendapatan dari tahun ke tahun
- DSI (Days Sales in Inventory) = (Persediaan / HPP) × 365
Saya akan menggunakan bobot W1 = 0.4, W2 = 0.3, W3 = 0.2, W4 = 0.1 untuk menghitung TCRS.
data dummy selama 5 tahun berturut-turut dengan perhitungan Tax Compliance Risk Score (TCRS):
Tahun | Penjualan (Rp) | Laba Bersih (Rp) | Pajak Dibayar (Rp) | Total Aset (Rp) | Total Liabilitas (Rp) | ETR | DR | VAR | DSI | TCRS |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2020 | 500,000,000 | 100,000,000 | 22,000,000 | 1,000,000,000 | 400,000,000 | 0.22 | 0.40 | 0.074 | 243.3 | 24.56 |
2021 | 550,000,000 | 120,000,000 | 26,400,000 | 1,050,000,000 | 420,000,000 | 0.22 | 0.40 | 0.074 | 243.3 | 24.56 |
2022 | 600,000,000 | 110,000,000 | 24,200,000 | 1,100,000,000 | 430,000,000 | 0.22 | 0.39 | 0.074 | 212.9 | 21.51 |
2023 | 580,000,000 | 130,000,000 | 28,600,000 | 1,150,000,000 | 450,000,000 | 0.22 | 0.39 | 0.074 | 241.2 | 24.34 |
2024 | 620,000,000 | 125,000,000 | 27,500,000 | 1,200,000,000 | 470,000,000 | 0.22 | 0.39 | 0.074 | 220.8 | 22.29 |
Interpretasi
- TCRS tertinggi terjadi di tahun 2020 dan 2021 (24.56), menunjukkan risiko kepatuhan yang lebih tinggi.
- TCRS terendah di tahun 2022 (21.51), menunjukkan kepatuhan lebih baik.
- DSI turun di 2022, yang mungkin berarti manajemen persediaan lebih efisien.
- Debt Ratio (DR) sedikit menurun, menunjukkan perusahaan mengurangi ketergantungan pada utang.
Tren TCRS dari Tahun ke Tahun
Berikut adalah perubahan nilai TCRS dari tahun ke tahun:
Tahun | TCRS |
---|---|
2020 | 24.56 |
2021 | 24.56 |
2022 | 21.51 |
2023 | 24.34 |
2024 | 22.30 |
TCRS tertinggi terjadi di 2020 & 2021 (24.56), sementara terendah di 2022 (21.51).
TCRS mengalami kenaikan kembali di 2023 (24.34), lalu turun di 2024 (22.30).
Interpretasi: Tahun 2022 menunjukkan kepatuhan pajak lebih baik, sementara tahun 2020, 2021, dan 2023 memiliki risiko kepatuhan lebih tinggi.
Kesimpulan dan Insight Penting
Faktor | 2020 | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 | Analisis |
---|---|---|---|---|---|---|
TCRS | 24.56 | 24.56 | 21.51 | 24.34 | 22.30 | Risiko tinggi di 2020, 2021, & 2023. Paling rendah di 2022. |
ETR | 0.22 | 0.22 | 0.22 | 0.22 | 0.22 | Stabil, tidak ada indikasi penghindaran pajak. |
DR | 0.40 | 0.40 | 0.39 | 0.39 | 0.39 | Utang lebih tinggi di 2020 & 2021. |
VAR | 0.074 | 0.074 | 0.074 | 0.074 | 0.074 | Pendapatan stabil, tidak ada fluktuasi besar. |
DSI | 243.3 | 243.3 | 212.9 | 241.2 | 220.8 | DSI lebih rendah di 2022, meningkatkan kepatuhan pajak. |
M-Score : Professor Messod Beneish : Mendeteksi kemungkinan manipulasi laporan keuangan
Contoh Laporan Keuangan Usaha "Apa Saja"
Laporan Laba Rugi
Keterangan | Apa (Rp) | Saja (Rp) |
---|---|---|
Penjualan | 500,000,000 | 700,000,000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | 300,000,000 | 400,000,000 |
Laba Kotor | 200,000,000 | 300,000,000 |
Beban Operasional | 50,000,000 | 70,000,000 |
Laba Operasional | 150,000,000 | 230,000,000 |
Pajak (10%) | 15,000,000 | 23,000,000 |
Laba Bersih | 135,000,000 | 207,000,000 |
Laporan Neraca
Keterangan | Apa (Rp) | Saja (Rp)) |
---|---|---|
Aset Lancar | 200,000,000 | 300,000,000 |
Aset Tetap | 500,000,000 | 700,000,000 |
Total Aset | 700,000,000 | 1,000,000,000 |
Liabilitas | 200,000,000 | 300,000,000 |
Ekuitas | 500,000,000 | 700,000,000 |
Total Liabilitas dan Ekuitas | 700,000,000 | 1,000,000,000 |
Perhitungan Fraud dengan Model Beneish M-Score
Model Beneish M-Score digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya manipulasi laporan keuangan. Berikut adalah rumus dan contoh perhitungannya:
Rumus Beneish M-Score
Indikator dan Perhitungan
Days Sales in Receivable Index (DSRI):
DSRI=Account Receivablest−1/Salest−1Account Receivablest/SalestGross Margin Index (GMI):
GMI=(Salest−COGSt)/Salest(Salest−1−COGSt−1)/Salest−1Asset Quality Index (AQI):
AQI=1−(Current Assetst−1+Net Fixed Assetst−1)/Total Assetst−11−(Current Assetst+Net Fixed Assetst)/Total AssetstSales Growth Index (SGI):
SGI=Salest−1SalestDepreciation Index (DEPI):
DEPI=Depreciation Expenset/(Depreciation Expenset+Net PPEt)Depreciation Expenset−1/(Depreciation Expenset−1+Net PPEt−1)Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):
SGAI = \frac{\text{SG&A Expenses}_t / \text{Sales}_t}{\text{SG&A Expenses}_{t-1} / \text{Sales}_{t-1}}Leverage Index (LVGI):
LVGI=(Long Term Debtt−1+Current Liabilitiest−1)/Total Assetst−1(Long Term Debtt+Current Liabilitiest)/Total AssetstTotal Accruals to Total Assets (TATA):
TATA=Total Assetst(Working Capitalt−Working Capitalt−1)−(Casht−Casht−1)+(Income Tax Payablet−Income Tax Payablet−1)+(Current Maturities of Long Term Debtt−Current Maturities of Long Term Debtt−1)−Depreciation Expenset
Contoh Perhitungan
Misalkan kita memiliki data berikut:
- Account Receivables: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
- Sales: Rp 1,200,000,000 (tahun ini), Rp 1,000,000,000 (tahun lalu)
- COGS: Rp 800,000,000 (tahun ini), Rp 700,000,000 (tahun lalu)
- Current Assets: Rp 300,000,000 (tahun ini), Rp 250,000,000 (tahun lalu)
- Net Fixed Assets: Rp 500,000,000 (tahun ini), Rp 450,000,000 (tahun lalu)
- Total Assets: Rp 1,000,000,000 (tahun ini), Rp 900,000,000 (tahun lalu)
- Depreciation Expense: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
- SG&A Expenses: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
- Long Term Debt: Rp 200,000,000 (tahun ini), Rp 180,000,000 (tahun lalu)
- Current Liabilities: Rp 150,000,000 (tahun ini), Rp 130,000,000 (tahun lalu)
- Working Capital: Rp 100,000,000 (tahun ini), Rp 90,000,000 (tahun lalu)
- Cash: Rp 50,000,000 (tahun ini), Rp 45,000,000 (tahun lalu)
- Income Tax Payable: Rp 20,000,000 (tahun ini), Rp 18,000,000 (tahun lalu)
- Current Maturities of Long Term Debt: Rp 10,000,000 (tahun ini), Rp 9,000,000 (tahun lalu)
Menggunakan data ini, kita dapat menghitung masing-masing indeks dan kemudian menghitung M-Score untuk mendeteksi kemungkinan adanya fraud.
Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah hasil perhitungan M-Score menggunakan Model Beneish:
Indikator dan Perhitungan
Days Sales in Receivable Index (DSRI):
DSRI=1,000,000,00045,000,0001,200,000,00050,000,000=0.9259Gross Margin Index (GMI):
GMI=1,200,000,0001,200,000,000−800,000,0001,000,000,0001,000,000,000−700,000,000=1.0417Asset Quality Index (AQI):
AQI=1−900,000,000250,000,000+450,000,0001−1,000,000,000300,000,000+500,000,000=1.1111Sales Growth Index (SGI):
SGI=1,000,000,0001,200,000,000=1.2Depreciation Index (DEPI):
DEPI=50,000,000+500,000,00050,000,00045,000,000+450,000,00045,000,000=1.0Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI):
SGAI=1,000,000,00090,000,0001,200,000,000100,000,000=0.9259Leverage Index (LVGI):
LVGI=900,000,000180,000,000+130,000,0001,000,000,000200,000,000+150,000,000=1.0Total Accruals to Total Assets (TATA):
TATA=1,000,000,000(100,000,000−90,000,000)−(50,000,000−45,000,000)+(20,000,000−18,000,000)+(10,000,000−9,000,000)−50,000,000=−0.065
Perhitungan M-Score
Setelah menghitung, nilai M-Score yang diperoleh adalah:
Interpretasi
- M-Score < -2.22: Tidak ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.
- M-Score > -2.22: Ada indikasi kuat adanya manipulasi laporan keuangan.
Dengan M-Score sebesar -2.652, tidak ada indikasi kuat bahwa laporan keuangan telah dimanipulasi.